Sejumlah informasi aneh terkuak dalam kasus tudingan Yordania terhadap Hamas, terkait penimbunan senjata milik Hamas di Yordania.
Antara lain, soal profil tiga orang tersangka dalam kasus tersebut yang dianggap Yordan sebagai utusan dan anggota Hamas serta mendapat pelatihan militer di Suriah. Informasi tentang profil ketiga orang itu dipublikasikan situs Ikhwanonline dan diperoleh dari sejumlah orang yang dekat dengan ketiga tersangka. Orang-orang dekat itu mengaku kenal dengan ketiga tersangka dan mempunyai kedekatan yang cukup lama, bahkan ada yang mengaku sudah kenal selama sepuluh tahun.
Dalam situs itu dijelaskan, seorang yang bernama Ayman Naji Shalih (34) adalah penduduk suatu desa Hasyimiya di Az-Zarqa. Pemuda ini sama sekali tidak memiliki komitmen pelaksanaan aktifitas agama sebagaimana umumnya seorang aktifis pergerakan Islam. Bahkan ia mempunyai sejumlah rekanan yang bermoral tidak baik. Selain itu, menurut pemuda kampungnya, Aeman termasuk orang yang sangat jarang shalat di masjid manapun yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
“Penampilan luarnya sama sekali tidak mengesankan ia seorang pemuda Islam yang taat,” kata seorang saksi yang mengaku kenal dekat dengan tersangka, sekaligus tetangga rumahnya. Parahnya lagi, di sejumlah bagian tubuh Ayman, terdapat gambar tato yang semua simbolnya menunjukkan bahwa ia berafiliasi kepada gerakan Fatah.
Masih menurut Ikhwanonline, Ayman adalah pemuda pengangguran yang dalam waktu tertentu ia ikut menjual sayur di mobil keliling, di kampungnya.
Sementara seorang tersangka lainnya bernama Ahmad Muhammad Khalil (27), ternyata berpofesi sebagai tukang parkir di sebuah kampung Hasyimiya. Pemuda ini, juga memiliki pertemanan yang buruk dan gemar mabuk akibat menggunakan narkoba. Sejumlah saksi mata yang telah mengenal tersangka menyebutkan, sebelum wajah Khalil tampil di televisi, Khalil terlihat masih mabuk dan datang dari pasar Baladiya. Dengan saksi mata yang banyak dari teman temannya, disebutkan Khalil termasuk orang yang seringkali berbohong. Bohong sudah menjadi sifatnya.
Sedangkan tersangka bernama Ahmad Namir Mushtafa. Ia adalah penduduk perkebunan Hasyimiya. Di kampungnya Mushtafa dikenal sebagai pemuda yang tidak lulus sekolah karena mempunyai banyak kasus dengan guru maupun sesama murid sekolah. Informasi ini disampaikan sejumlah pelajar yang juga pernah satu kelas dengan Mushtafa. Selain itu, Mushtafa memang diakui mulai memakai pakaian ala Afghanistan dan memelihara janggut baru beberapa waktu terakhir saja. Dan itupun agar ia ditunjuk menjadi petugas azan di wilayah Zeina di kampungnya. (na-str/ikhl)