Professor Shabur Shahin, Intelektual Cemerlang Muslim-Mesir itu Wafat

Dunia Islam kembali kehilangan salah satu cendikiawannya yang cemerlang. Sore hari Ahad (26/9) kemarin, Prof. Dr. Abdus Shabur Shahin, guru besar ilmu-ilmu dan kajian keislaman asal Mesir, meninggal dunia dalam usianya yang ke-82 tahun.

Sepanjang hidupnya, Shahin tercatat memiliki reputasi dan dedikasi tinggi terhadap dunia Islam, khususnya kepada ilmu-ilmu keislaman. Shahin terhitung sebagai sebagai guru besar di beberapa universitas terkemuka di Timur Tengah, semisal Cairo University, Institut Studi Islam Kairo, selain imam dan khatib di Masjid Amr ibn Ash Kairo, masjid yang didirikan pertamakali di benua Afrika.

Beberapa buah pemikiran Shahin pun dijadikan rujukan penting dalam kajian keislaman. Di antara buku-buku karangannya adalah Dustur al-Akhlaq fi al-Qur’an (Garis Besar Etika dalam Alqur’an), Tarikh al-Qur’an (Sejarah Alqur’an), Shahabiyat Hawla ar-Rasul (Para Sahabat di Sekitar Rasul), Ummahat al-Mu’minin, dan lain-lain.

Nama Shahin sempat mencuat secara kontroversial ketika ia memfatwa "murtad" Nashr Hamid Abu Zayd di dekade 90-an terkait tesisnya seputar konsep tekstualitas Alqur’an. Abu Zayd adalah salah satu pemikir liberal asal Mesir yang kemudian menjadi guru besar kajian Alqu’an di Belanda. Fatwa tersebut diturunkan langsung oleh Shahin dalam khutbahnya di Masjid Amr ibn Ahs.

Dedikasi Shahin terhadap dunia keilmuan Islam terus berlanjut sampai menjelang akhir hayatnya. Beliau setia memberikan kuliah dan pengajian. (ag/msr)