Pro Kontra Rencana Pendirian Rumah Sakit Islam di Belanda

Jika tak ada aral yang berarti, di Belanda, akan berdiri pertama kali dalam sejarah kota Rotterdam, sebuah rumah sakit Islam. Jika benar-benar berdiri, maka rumah sakit Islam ini bukan hanya yang pertama di Belanda tapi juga yang pertama kali berdiri di seantero Eropa.

Namun rencana ini ternyata masih memunculkan banyak tanggapan yang beragam. Kelompok yang mendukung ide pendirian rumah sakit Islam menganggap hal itu akan menyetarakan posisi kaum Muslim yang umumnya imigran, dengan penduduk asli. Sementara kelompok yang menolak mengatakan, ide mendirikan rumah sakit Islam itu sama saja dengan kembali pada pola masyarakat di zaman apartheid yang semakin memarginalkan kaum Muslimin dan memunculkan kesenjangan kaum Muslimin di negara non Muslim.

Seperti dilaporkan harian Perancis Le Figaro, ide pendirian rumah sakit khusus Muslim ini pertama kali dilontarkan oleh seorang pengusaha bernama Paul Sturkenboom yang juga mantan direktur Rumah Sakit Sloterfart yang berlokasi di Amsterdam. Ide Paul mendapat kritikan keras dari sejumlah perwakilan partai garis kanan di Dewan kota Rotterdam. Sementara para perwakilan dari partai buruh yang berideologi kiri, mendukung ide tersebut dan akibat dukungan itu mereka dituding telah membela kaum imigran.

Kelompok yang menolak dari kelompok kanan, mengatakan, rumah sakit Islam itu adalah rumah sakit apartheid dan rumah sakit sektarian. Ronald Poijeh mengatakan, “Kita sudah banyak memberi keleluasaan bagi kaum Muslim dalam hal kebebasan beragama. Lihatlah jumlah kaum Kristen yang mencapai 32% penduduk kota Rotterdam. Tapi mereka hanya mempunyai 50 gereja saja.”

Rencananya, rumah sakit Islam ini akan selesai dibangun dalam jangka waktu dua tahun. Rumah sakit tersebut akan memiliki ruang khusus untuk pria dan untuk wanita. Para pasien laki-laki akan ditangani oleh dokter laki-laki dan perawat laki-laki. Demikian pula pasien perempuan akan ditangani oleh dokter perempuan dan perawat perempuan. Rumah sakit tersebut, diperkirakan akan melibatkan 45 orang dokter pria dan dokter wanita. Ditambah 275 orang perawat pria dan wanita. Meskipun disyaratkan lebih utama para pekerjanya adalah kaum Muslim tapi Paul tidak mensyaratkan itu sebagai syarat utama. Ia hanya meminta para pekerjanya kelak tetap bisa berpegang pada ajaran Islam saat berinteraksi dengan para pasien.

Rumah sakit Islam ini juga akan menyajikan hanya makanan halal, ada mushala dan ada siklus pengajian rutin guna memberi pengarahan agama bagi para pekerjanya.

Saat ini, jumlah kaum Muslim di Rotterdam sekitar 800 ribu orang, atau 13% dari total penduduk kota.