Organisasi Islam di Perancis Le Secours Islamique memanfaatkan momen Natal untuk menggelar aksi sosial dengan membagi-bagikan makanan bagi orang-orang yang tidak mampu. Aksi sosial ini mereka lakukan untuk mengkonter aksi ‘sosial’ kelompok ekstrim kanan Kristen di negara itu yang membagi-bagikan apa yang oleh sejumlah kalangan di Perancis sebagai ‘Sup Rasis’ dan mengundang protes kalangan Muslim.
Makanan yang akan dibagi-bagikan oleh warga Muslim ituadalah makanan khas negara Maroko ‘Couscous’ yang terbuat dari bahan gandum. Aksi sosial ‘Couscous Friendship’ itu menurut Humas LeSecours Islamique, Wahid Abbasi ditujukan untuk warga tidak mampu baik Muslim dan Non Muslim di seluruh Perancis. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, warga Muslim secara sukarela akan membagi-bagikan Couscous di stasiun-stasiun kereta bawah tanah, taman-taman dan didepan mesjid-mesjid serta gereja.
"Kampanye kami ini tidak memandang latar belakang agama," tegas Abbasi pada Islamonline.
Apa yang dilakukan organisasi sosial ini sangat bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh kelompok ultra nasionalis di Perancis, Soulidarieta. Setiap hari Rabu, kelompok ini juga membagi-bagikan sup yang dicampur dengan daging babi secara gratis bagi warga tidak mampu di depan sebuah gereja di kota Nice, sebelah tenggara Perancis. Dengan moto ‘Dari Kami untuk Sesama’ Ketua kelompok itu, Dominique Lescuremengatakan bahwa mereka hanya ingin membantu saudara-saudara mereka yang kurang beruntung pada saat dimana gelombang masalah demografi dan pasar bebas yang memiskinkan rakyat semakin tinggi.
"Saya tidak melihat alasan mengapa saya tidak boleh menggunakan daging babi-yang sudah menjadi campuran utama dalam makanan-makanan di negeri ini-kedalam sup yang ingin saya bagi-bagikan pada para tunawisma di Eropa," ujar Lescure seperti dikutip Rauters.
Namun dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh French Council of Muslim Faith (CFCM), disebutkan bahwa aksi sosial yang dilakukan oleh Lescure juga menargetkan warga Muslim. padahal Lescure tahu daging babi diharamkan bagi umat Islam.
"Dia ingin memaksa warga Muslim yang miskin untuk makan sup nya," kata seorang pengelola CFCM.
Menanggapi kontroversi itu, Deputi Walikota Nice, Noel Ayraud mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. "Membagikan sup daging babi bukan tindak kejahatan," katanya.
Meski demikian, otoritas kota Paris pernah melarang aksi ‘sosial’ yang dilakukan Lescure pada tahun lalu karena dinilai bernuansa rasis. Reuters melaporkan, empat pembuatan sup Lescure di kota pelabuhan Riviera juga diprotes oleh kalangan warga tidak mampu karena dinilai rasis.
"Ayah-ayah kami adalah Muslim dan mereka berjuang untuk Perancis dengan rasa hormat dan setia," kata seorang Muslimah memprotes ‘sup rasis’ Lescure. (ln/iol)