Selama beberapa hari, Ghappar bisa berhubungan dengan keluarganya tapi belakangan, komunikasi mereka terputus. Keluarga akhirnya memutuskan untuk mengirim video rekaman Ghappar dan pesan teks pada BBC dan The Globe untuk membuka tabir.
Keluarganya sadar bahwa keputusan mereka mungkin memperburuk situasi tapi mereka memiliki harapan untuk menarik perhatian dunia atas kenyataan ini.
Dari kiriman tersebut diketahui jika Ghappar pernah ditahan dipenjara selama 18 hari bersama 50 orang lainnya. Kepalanya ditutup karung dan mereka diborgol dengan rantai besi membelenggu mereka.
Ghappar mendapat jatah makan di dalam tahanan yang disajikan dalam mangkuk dengan banyak sendok untuk berbagi dengan sesama penghuni sel.
Ia juga sempat mengambil foto dokumen tentang ‘pengakuan’ bocah umur 13 tahun yang ingin ‘bertobat atas kesalahan mereka dan menyerah secara sukarela’.
Ghappar sempat merasakan gejala virus corona dan suhu tubuhnya lebih tinggi dari biasanya. Ia kemudian di pindahkan ke ruangan dingin yang membuatnya tak bisa tidur.
Ketika kondisinya semakin parah, ia dipindahkan ke Pusat Kontrol Epidemi yang berisi tempat tidur dengan belenggu dan dijaga ketat oleh dua orang. Di sini, ia berhasil menyelundupkan ponsel dan mengirim cuplikan situasi kamar.
Ia merekam dalam posisi tangan diborgol di kasur dan menunjukkan jendela yang dipasang jeruji besi dengan suara propaganda China sebagai latar belakang. []