Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dengan perantara Dewan Negara Teluk (GCC) menyepakati perjanjian dengan kelompok oposisi untuk transisi sebuah kekuasaan. Perjanjian antara Ali Abdullah Saleh dan Oposisi itu, bersamaan dengan tekanan Amerika dan Uni Eropa, Rabu.
Oposisi mengatakan akan menandatangani perjanjian dengan Ali Abdullah Saleh, Rabu, yang isinya dalam waktu satu bulan Ali Abdullah Saleh akan meninggalkan kekuasaannya. Saleh sudah berkuasa selama 33 tahun.
"Setelah tekanan Amerika, Eropa dan Negara Teluk (GCC), nampaknya dicapai kesepakatan antara presiden atas dengan oposisi", ujar pejabat oposisi Usbua Abu Yahya.
Televisi Al Arabiya mengutip seorang penasihat kepada presiden Yaman yang mengkonfirmasi penandatanganan akan berlangsung pada hari Rabu.
Abdullatif al-Zayani, Sekretaris Jenderal (GCC), telah berada di ibukota Sanaa sejak Sabtu mencoba untuk menghidupkan kembali kesepakatan yang ditengahi GCC-Qatar, salah satu dari enam anggota, yang menjadi perantara perjanjian itu.
Pihak oposisi, yang termasuk koalisi Islamis dan kiri, mengatakan bahwa di antara sedikit perubahan dalam perjanjian menyangkut kapasitas masing-masing wakil-wakil. "Presiden akan menandatangani atas nama pemerintah dalam kapasitasnya sebagai presiden republik ini dan sebagai ketua partai yang berkuasa," kata Abu Usbua.
Pengunjuk rasa, frustrasi bahwa tiga bulan protes jalanan telah gagal untuk menendang Saleh, yasng ingin pemimpin 69 tahun segera pergi. Mereka akan meningkatkan kampanye mereka dengan berbaris menuju gedung-gedung pemerintah, di mana pada minggu lalu mengakibatkan pertumpahan darah, dan para demonstran menuntut pemimpin pasukan untuk dipecat. (mh/wb)