Presiden Vladimir Putin menyatakan dirinya meenentang pemakaian jilbab di sekolah-sekolah yang ada di Rusia.
Pernyataan Putin Kamis kemarin (18/10) mengikuti insiden baru-baru ini di Rusia selatan di mana seorang kepala sekolah melarang perempuan dari keluarga Muslim mengenakan jilbab di sekolah. Orang tua mereka memprotes langkah tersebut dan kepala sekolah mengatakan dia diancam setelah melarang penggunaan jilbab, menurut laporan Associated Press.
Diminta untuk mengomentari masalah ini, Putin mengisyaratkan penentangannya terhadap pengenaan jilbab di sekolah, sembari mengatakan bahwa Rusia adalah negara sekuler dan harus menciptakan kondisi yang sama bagi semua warga negaranya.
“Kita harus selalu memperlakukan perasaan keagamaan orang dengan hormat. Itu harus ditunjukkan dalam kegiatan negara, dalam sebuah nuansa, dalam segala hal,” kata Putin kepada para pendukungnya, dikutip oleh kantor berita Interfax.
“Kedua kita memiliki negara sekuler dan kita harus melanjutkan asas ini,” tambahnya, setelah meminta pandangannya pada kasus sebuah sekolah di selatan Rusia yang melarang perempuan dari mengenakan jilbab Islam.
Media negara Rusia menafsirkan komentar ambigu Putin itu sebagai ekspresi dukungannya untuk melarang jilbab.
“Putin berbicara menentang pemakaian jilbab di sekolah-sekolah,” website Rossiya 24 melaporkan, menurut AFP.
Putin berbicara setelah pemimpin Muslim dari wilayah Stavropol selatan mengeluh pekan ini bahwa murid perempuan di satu sekolah menolak untuk masuk sekolah karena pihak berwenang tidak mengizinkan mereka untuk mengenakan jilbab.
Harian pro-pemerintah Izvestiya mengutip kepala sekolah desa Marina Savchenko yang mengatakan bahwa anak perempuan tidak akan diizinkan untuk masuk kelas jika berjilbab.
Isu jilbab sangat sensitif di wilayah Chechnya Rusia di Kaukasus Utara, di mana pemimpin Ramzan Kadyrov telah meningkatkan tekanan pada penduduk mayoritas Muslim untuk mengamati tradisi Islam termasuk jilbab.
Ada sekitar 20 juta Muslim di Rusia, banyak dari mereka yang tinggal di pegunungan Kaukasus Utara, serta di Tatarstan dan Bashkortostan di Sungai Volga.(fq/aby)