Turki memang berubah. Tidak ada lagi supremasi militer. Militer dibawah kendali sipil. Hal ini terbukti dengan duduknya Presiden Turki Abdullah Gul yang menjadi Ketua Dewan Keamanan Nasional (MGK).
Dalam pertemuan di Istana Cankaya itu, Presiden Abdullah Gul langsung memimpin rapat Dewan Keamanan Nasional (MGK), di mana Gul duduk di meja kursi pimpinan sebagai ketua dewan. Ini sebuah tatanan baru (orde) dengan ditandai duduknya Gul sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional (MGK), kamis.
Dalam pertemuan itu, di mana kalangan militer dan sipil duduk di kedua sisi meja, sesuai dengan urutan yang telah diatur oleh protokol, yang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dalam pertemuan sebelumnya, Staf Umum dan Panglima duduk bersama di sisi kiri meja sesuai dengan peringkat mereka, sementara perdana menteri, wakil perdana menteri dan menteri negara duduk di sisi kanan.
Perubahan dalam urutan tempat duduk di MGK sinyal terjadinya perubahan di Turki, yang menunjukkan bahwa supremasi sipil atas militer telah terwujud. Inilah perubahan penting di Turki, di mana Partai AKP yang merupakan kekuatan politik, yang memenangkan pemilu sejak tahun 2006 yang lalu, dan sekarang memasuki kurun setelah memenangkan pemilu di bulan Juni, dan mendapatkan suaranya mayoritas yang lebih dari 40 persen suara. Sehingga AKP dapat secara efektif mengendalikan tentara yang selama ini, selalu terlibat dalam politik.
Sebelumnya, terjadi perubahan Dewan Militer Agung (Yas) awal bulan ini. Tidak seperti masa lalu Yas pertemuan di mana perdana menteri dan kepala Staf Umum duduk bersama di meja pimpinan. Sekarang Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan duduk sendiri di meja ketua atau pimpinan meja, hal ini ditafsirkan sebagai tanda perubahan hubungan sipil -militer di Turki. Di mana supremasi sipil terhadap militer telah berlaku.
Sebelumya, sejumlah jenderal telah dimasukkan ke dalam penjara, karena berusaha melakukan kudeta terhadap pemeritahan AKP yang dipimpin Perdana Menteri Erdogan. (mh/wb )