Presiden Moncef Marzouki pada hari Kamis , menyatakan tidak begitu khawatir akan kudeta atas dirinya, setelah kejadian militer Mesir mengkudeta kepala negaranya. Moncef yakin karena selama ini ia “memperhatikan” tuntutan populer masyarakat.
“Bisakah Tunisia memiliki skenario yang sama (dengan Mesir)? Saya fikir tidak, karena di sini kita profesional, tentara republik belum pernah mencampuri urusan politik, “katanya.
Marzouki mengakui bahwa memang ada “perbedaan ideologis” antara “dua Tunisia,” Kalangan Islam yang memimpin pemerintah koalisi negara itu di satu sisi dan kalangan sekuler di sisi lain, tapi tidak seperti di Mesir, kami tidak alami konflik”. Ia katakan pada konferensi pers bersama Presiden Prancis Francois Hollande di Tunisia.
“Konsensus … adalah penangkal terbaik untuk masalah-masalah tersebut, “tambah Marzouki.
Hollande memuji pemerintah Tunisia, saat dalam kunjungan tersebut. Negara Afrika Utara tersebut selama dua tahun terakhir mengalami gelombang kekerasan terkait dengan militan Islam dan ketidakstabilan politik, dan ketegangan atas rancangan konstitusi yang memanas di Majelis Nasional awal pekan ini.
“Yang jelas adalah bahwa Anda punya kewajiban untuk berhasil karena Anda adalah seorang contoh, sebuah referensi bagi banyak negara Arab lainnya,” Ujar presiden Perancis, ia juga menambahkan transisi politik di Tunisia masih “terkendali.” (Arby/KH)