Presiden Sudan Perintahkan Boikot Produk Denmark

Meski negeri ini sedang tercabik-cabik pertikaian internal di dalam negerinya, Sudan tetap menunjukkan sikap politik yang tegas terhadap tindakan yang menghinakan Nabi Muhammad Saw, seperti yang dilakukan oleh media cetak di Denmark.

Sebagai bentuk protes atas penerbitan kembali kartun-kartun Nabi Muhammad Saw, Sudan menyatakan boikot terhadap produk-produk Denmark. Perintah boikot itu dikeluarkan langsung oleh Presiden Sudan, Omar Bashir pada Senin (25/2) dan diumumkan oleh kementerian perdagangan Sudan.

Al-Samih Siddik, menteri perdagangan luar negeri Sudan mengatakan bahwa pihak bea cukai telah memerintahkan para importir untuk tidak lagi membeli produk-produk Denmark. Menurut media-media lokal, sedikitnya ada 60 produk Denmark yang dilarang masuk ke Sudan dan kebanyakan adalah produk-produk hasil olahan peternakan. Namun kementerian perdagangan tidak menyebutkan berapa volume impor produk Denmark ke Sudan selama ini.

Bersamaan dengan perintah boikot, sejumlah organisasi massa di Sudan juga menyerukan aksi unjuk rasa terhadap Denmark pada hari Rabu (27/2) besok.

Reaksi keras mulai ditunjukkan oleh kelompok-kelompok Muslim atas tindakan media cetak Denmark yang mencetak kembali kartun-kartun Nabi Muhammad Saw. Di Irak, sebuah kelompok yang menamakan diri mereka Tentara Mujahidin menyerukan agar menjadikan warga negara Denmark dan Norwegia sebagai target serangan, karena sebuah surat kabar Norwegia ternyata juga memuat kartun-kartun kontroversial yang melecehkan Rasulullah itu.

Di Irak, terdapat sekitar 530 pasukan asal Denmark dan pada Senin kemarin, sebuah bom yang dipasang di jalan dilaporkan meledak beberapa saat setelah patroli gabungan antara tentara Denmark dan polisi Irak lewat. Namun juru bicara militer Denmark di Irak menolak insiden itu dikaitkan dengan ancaman terkait penerbitan kembali kartun Rasulullah di Denmark.

Melihat reaksi yang bermunculan, surat kabar Jyllands-Posten yang memelopori penerbitan kembali kartun-kartun tersebut dikabarkan telah menyampaikan pernyataan maafnya pada sejumlah negara-negara Arab, termasuk ke kantor berita Yordania, Petra. Senin kemarin, kalangan pers Yordania menyatakan menggelar kampanye "Rasulullah Menyatukan Kita" untuk memprotes penghinaan yang dilakukan media cetak Denmark dan melawan upaya-upaya yang mendiskreditkan Islam melalui media massa. (ln/presstv)