Presiden Rusia Minta Dukungan dari Para Mufti Muslim

Presiden Rusia Dmitry Medvedev melakukan pertemuan dengan seluruh mufti di kota Nalchik, Kaukasus Utara pada Rabu (6/7). Dalam pertemuan itu, Medvedev meminta pemuka muslim untuk membantunya melawan terorisme dan ekstrimisme.

Ia mengatakan bahwa organisasi-organisasi Muslim sudah melakukan banyak hal untuk menciptakan situasi damai di wilayah Kaukasus Rusia. Namun ia meminta para pemuka muslim di negerinya lebih berani untuk mengatakan bahwa Islam yang sebenarnya tidak mengajarkan kekerasan.

"Kadang, seorang pemuka agama harus dengan sangat berani mengatakan secara terbuka bahwa Islam yang sebenarnya tidak mengajarkan aksi-aksi kekerasan. Tahun lalu, lebih dari 20 mufti dibunuh karena mereka menolak interpretasi bahwa Islam membolehkan aksi-aksi kekerasan," ujar Medvedev

Ia melanjutkan, "Sayangnya, kita tidak bisa menghapus terorisme dalam satu malam. Tapi ini mendorong kita untuk menyatukan langkah dan tujuan."

"Sekarang ini, banyak warga negara non-Muslim yang meninggalkan Kaukasus karena situasi yang tidak aman. Mereka pulang ke tempat asal mereka yang telah lama mereka tinggalkan. Melihat situasi ini, terserah organisasi-organisasi Muslim bagaimana untuk menciptakan suasana yang bersahabat untuk orang-orang non-Muslim ini," sambung Medvedev.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Rusia juga membahas tentang nasib para mantan anggota kelompok teroris. Medvedev menyatakan, para mantan anggota kelompok teroris yang tidak melakukan tindak kriminal yang serius selayaknya dikembalikan ke masyarakat dan menjalani kehidupan yang normal. Tapi buat mereka yang pernah melakukan atau mencoba melakukan aksi-aksi terorisme, tidak boleh diberi peluang menduduki jabatan-jabatan yang penting.

"Kita harus bekerja berdasarkan hukum yang berlaku, yang tidak memberi peluang bagi para mantan teroris untuk menempati pos-pos yang penting atau terlibat dalam bisnis dalam skala luas," tukas Medvedev.

Menanggapi pernyataan-pernyataan Presiden Rusia, Mufti Damir Mukhetdinov yang hadir dalam pertemuan mengatakan bahwa seorang mufti harus memiliki sikap toleran dan pandangan jauh ke depan.

"Selama berabad-abad, orang-orang Rusia dan non-Muslim hidup berdampingan dengan kaum Muslimin di Kaukasus, dan mereka selalu berupaya untuk berjalan beriringan. Seorang mufti harus mendakwahkan toleransi dan melakukan upaya untuk mencegah tindakan ekstrimisme. Kami juga menjalin hubungan baik dengan pihak Gereja Ortodoks Rusia dan komunitas agama lainnya," kata Mufti Damir, membantah tuduhan bahwa komunitas Muslim tidak toleran dengan non-Muslim.

Pada kesempatan itu, para mufti Rusia berbalik mendesak Presiden Medvedev agar mengizinkan Muslim Rusia pergi haji ke Arab Saudi, karena Muslim Rusia juga diberi kuota untuk mengirimkan jamaahnya ke tanah suci, meski kuota yang diberikan pemerintah Saudi cuma 20.000 orang per musim haji. (kw/VOR)