Presiden Pakistan Pervez Musharaf Seorang Antek Israel?

Bukan cuma AS dan Arab Saudi yang membela mati-matian Presiden Pakistan Pervez Musharraf dari ancaman impeachment yang digagas koalisi empat partai pemerintahan Pakistan, tapi juga Israel dan lobi-lobi Yahudi di AS ikut membela Musharraf. Ada apa?

Israel dan lobi-lobi Yahudi di AS memanfaatkan sarana diplomatik untuk membujuk koalisi empat partai itu agar tidak meng-impeach Musharraf. Seorang pejabat senior kementerian luar negeri Pakistan yang tidak mau disebut jati dirinya mengungkapkan, dalam persoalan ini tidak ada kontak langsung antara Pakistan dan Israel. Namun, kata sumber tadi, menurut laporan dari perwakilan diplomatik Pakistan di AS dan Inggris, sejumlah pejabat tinggi kedua negara itu telah melakukan sejumlah pertemuan dengan para diplomat Israel untuk membahas impeachment Musharraf.

Terkait pertemuan tersebut, pejabat senior kementerian luar negeri Pakistan itu mengatakan, Presiden Israel Shimon Peres punya kepentingan pribadi dalam menyelamatkan "sahabat"nya Musharraf. Peres bahkan menyatakan siap menampung Musharraf jika "sahabat"nya itu diasingkan ke luar Pakistan. Dan tawaran bantuan terhadap Musharraf sudah disampaikan langsung lewat telepon pribadi antara Peres dan Musharraf beberapa hari sebelumnya.

Presiden Musharraf memang dikenal sebagai Presiden Pakistan yang dekat dengan Israel. Pada tahun 2005, di sela-sela sidang Dewan Umum PBB, Musharraf tanpa sungkan menyalami Ariel Sharon-mantan perdana menteri Israel yang saat ini dikabarkan masih dalam kondisi koma akibat sakit yang dideritanya. Pada tahun yang sama, Presiden Musharraf menjadi presiden Pakistan pertama yang diundang berpidato dalam Kongres Yahudi Sedunia di AS.

Setahun kemudian, Musharraf menyatakan bahwa Pakistan akan mengakui Israel jika negara Palestina merdeka sudah terwujud. Pernyataan itu menuai kecaman di Pakistan, termasuk ketika bulan Januari lalu, Musharraf melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak di Paris.

Bukan cuma itu, sumber-sumber yang dekat dengan Musharraf juga mengatakan bahwa Musharraf selalu melakukan pertemuan rutin, saling menelpon dan saling berkirim surat dengan Peres selama tiga tahun belakangan ini, sejak keduanya bertemu di Davos bulan Januari 2005.

Menurut sumber-sumber tersebut, surat resmi pertama Peres pada Musharraf ditulis pada bulan Oktober 2007 yang isinya memuji Musharraf dalam upayanya memberantas terorisme. Musharraf membalas surat itu dengan ucapan terima kasih atas dukungan dari Israel. Surat-surat itu, masih kata sumber-sumber tadi, dikirimkan melalui saluran diplomatik di Turki.

"Saya secara pribadi melihat surat yang ditulis Peres dan surat balasan yang dikirim Musharraf, " kata seorang analis politik dan keamanan asal Pakistan Hamid Mir.

"Saya ingin mengingatkan Anda bahwa pada bulan Oktober 2001, Peres pernah mengatakan bahwa ia mendoakan kesehatan Musharraf setiap pagi. Pada saat yang sama, Musharraf menandatangani surat ‘kematian’ berupa perubahan kebijan Pakistan terhadap Afghanistan, " papar Mir.

Mir juga mengungkapkan, "Hubungan Israel dengan Turki sangat kuat dan Israel bersedia memberikan perlindungan keamanan bagi Musharraf jika presiden Pakistan itu memang ingin menetap di Turki."

Laporan-laporan yang muncul beberapa hari belakangan ini menyebutkan, bahwa Musharraf kemungkinan akan tinggal di salah satu dari dua mansion mewahnya di Istanbul, setelah "diselematkan" dari Pakistan.

Menurut Mir, sahabat dekat Musharraf, Dr Nasim Ashraf yang juga ketua pengurus olahraga Cricket Pakistan, yang sekarang sedang sibuk melakukan lobi dengan lobi Yahudi di AS dengan menemui sejumlah pimpinan Kongres Yahudi Se-dunia.

"Ashraf secara pribadi mengontak saya beberapa bulan yang lalu dan berusaha meyakinkan saya agar mau ikut mengkampanyekan hubungan Pakistan-Israel. Dia (Ashraf) mengatakan pada saya bahwa Pakistan berkepentingan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Dia juga berjanji untuk mengajak saya ke Israel, " papar Mir.

Masih menurut Mir, pada awal tahun 200t, Musharraf minta kementerian luar negeri untuk menyiapkan rencana pengakuan Pakistan pada Israel, tapi rencana itu dibatalkan karena situasi politik di Pakistan yang mulai memburuk. Sikap anti-Musharraf makin kuat di Pakistan dan puncaknya adalah gagasan impeachment terhadap Musharraf.

"Tapi Musharraf tahu bahwa ia masih populer di tengah ‘sahabat-sahabat’nya di Barat terkait sikapnya terhadap India dan pengakuan terhadap Israel. Jika Musharraf berhasil diselamatkan dari impeachment, dia (Musharraf) bisa memainkan peran baru untuk dirinya sendiri lewat diplomasi internasional, " sambung Mir. (ln/iol).