Presiden Mesir Muhammad Mursi melakukan perjalanan ke Semenanjung Sinai pada hari Jumat kemarin (5/10) untuk bertemu dengan keluarga Koptik yang melarikan diri dari kota Rafah setelah menerima ancaman kematian, Mursi mengatakan di halaman Facebooknya.
Mursi dijadwalkan akan bertemu keluarga Kristen Koptik “untuk meyakinkan mereka,” kata laman resminya di situs jejaring sosial Facebook, pada saat bersamaan siaran televisi negara meliput dia sedang menghadiri shalat Jumat di sebuah masjid di utara ibukota Sinai El-Arish.
Langkah-langkah keamanan yang ketat diambil untuk kunjungan Mursi, dengan ratusan tentara dikerahkan di titik-titik akses ke kota, dan kendaraan lapis baja pengangkut personel ditempatkan di jalan-jalan, menurut sebuah sumber keamanan.
Surat kabar Al-Masri Al-Youm mengatakan presiden Mursi awalnya akan mengunjungi Rafah juga, tapi untuk alasan keamanan hanya akan tinggal di El-Arish.
Menurut warga dan pejabat di Rafah, yang merupakan perbatasan dengan Gaza, keluarga Kristen Koptik melarikan diri ke El-Arish sekitar 30 kilometer (19 mil) setelah menerima ancaman kematian dari Islamis.
Leaflet gelap yang beredar di Rafah menuntut agar komunitas Koptik meninggalkan kota atau akan dibunuh, kata penduduk setempat.
Perdana Menteri Hisyam Qandil sendiri membantah keluarga Koptik “dipaksa” untuk meninggalkan rumah mereka, tetapi Dewan Nasional untuk Hak Asasi Manusia mengatakan “ancaman” tersebut telah menyebabkan warga Koptik meninggalkan rumah mereka.(fq/afp)