Asosiasi komunitas Maroko di Belgia (CABM) mengencam kampanye "Selamat Datang ke Palestina" karena membiarkan delegasi Belgia yang ikut dalam kampanye itu, melibatkan anak di bawah umur. Ada lima anak yang dianggap masih dibawah umur ikut dalam kampanye itu, tiga diantaranya adalah warga Belgia keturunan Maroko-semuanya perempuan–yang berusia 14, 15 dan 17 tahun.
Kecaman itu disampaikan melalui surat resmi yang dikirim oleh Hassan El Bouharrouti, presiden CABM. Pada harian L’Express ia mengungkapkan bahwa anak perempuannya yang berusia 17 tahun dipaksa ibunya ikut dalam kampanye itu, dan ia sudah memperingatkan pihak kepolisian, polisi perbatasa bahkan kedutaan besar Israel. El Bouharrouti menilai kampanye "Selamat Datang ke Palestina" yang melibatkan aktivis pro-Palestina dari negara-negara Eropa, sebagai kampanye yang memicu rasa kebencian dan anti-Yahudi.
"Kami mengecam dengan keras penggunaan anak-anak di bawah umur dalam misi solidaritas internasional terhadap Palestina pada 8 Juli 2011, dimana delegasi Belgia ikut di dalamnya. Seruan penyelenggara untuk ikut kampanye bagi siapa saja yang berusia di atas 9 tahun, tidak mendapatkan respon dari para pemberi tanda tangan, yang didalamnya terdapat sejumlah politisi, akademisi dan asosiasi," demikian bagian surat kecaman yang ditulis El Bouharrouti.
Ia menambahkan, Belgia seharusnya mencegah penggunaan anak-anak untuk keperluan apapun yang dianggap beresiko, termasuk berpartisipasi dalam misi yang jelas-jelas merupakan provokasi dan konfrontasi terhadap Israel. Kampanye "Selamat Datang ke Palestina", ujar El Bouharrouti, tidak menyelesaikan isu Palestina, tapi memicu sikap anti-Yahudi di kalangan masyarakat Maroko di Belgia.
Delegasi Belgia dalam kampanye itu, kebanyakan adalah warga Belgia keturunan Maroko. Mereka menggalang dana untuk berpartisipasi dalam kampanye tersebut. Otoritas berwenang di Belgia menyatakan, mereka tidak punya hak untuk mencegah keberangkatan anak-anak yang dianggap masih di bawah umur, ke Israel. Meski akhirnya, delegasi Belgia termasuk delegasi yang dipulangkan oleh aparat Israel, yang ingin menggagalkan kampanye tersebut. (kw/L’Express)