Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad mengatakan, negaranya tidak akan menyerah pada ancaman PBB dan Teheran tidak bisa dipaksa untuk menghentikan program nuklirnya.
"Jika ada yang berpikir bahwa mereka masih bicara dengan bahasa ancaman pada bangsa Iran, mereka harus tahu bahwa mereka sudah sangka," kata Ahmadinejad dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional Iran, Selasa (1/8).
"Kata-kata saya adalah kata-kata bangsa Iran. Diseluruh Iran, hanya ada satu slogan: ‘Bangsa Iran melihat bahwa penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai adalah hak bangsa Iran.’"
Dewan Keamanan PBB dalam resolusinya menyatakan, jika sampai batas waktu 31 Agustus Iran tidak menghentikan pengayaan uraniumnya, maka Iran akan dijatuhi sangsi ekonomi dan diplomatik.
Juru bicara kementerian luar negeri Iran menilai resolusi itu ‘destruktif’ dan ‘tanpa dasar hukum.
Hamid Reza dalam pernyataan tertulisnya menyatakan," Resolusi itu hanya mengikuti tujuan politik sejumlah negara. Resolusi itu sengaja didisain sebagai alat untuk menekan Iran dan menutup jalan dialog lewat resolusi yang destruktif dan tidak tepat."
Iran sudah menyatakan akan memberikan respon terhadap paket insentif yang ditawarkan, pada 22 Agustus mendatang. Namun Dewan Keamanan PBB ternyata lebih dulu mengeluarkan resolusinya.
Seorang anggota legislatif Iran mengatakan, dengan keluarnya resolusi tersebut maka tawaran insentif batal, dan menunjukkan bahwa tawaran insentif itu sebenarnya tidak bermakna apa-apa.
Dengan adanya resolusi itu, badan nuklir PBB harus membuat laporan baru pada akhir Agustus mendatang, apakah Iran benar-benar mematuhi resolusi tersebut. (ln/aljz)