Presiden Iran: Kami Tidak Akan Tunduk dengan Gertakan Barat

Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad kembali menegaskan pendiriannya untuk tidak tunduk dengan tekanan Barat dalam masalah pegembangan energi nuklir yang dilakukan negaranya. Ahmadinejad bahkan mengancam, Tehran akan mengubah sikap toleransinya jika tekanan itu terus berlanjut.

Penegasan Ahmadinejad itu disiarkan oleh stasiun televisi Iran, Senin (6/3) beberapa jam sebelum sesi pertemuan jajaran gubernur International Atomic Energy Agency – IAEA di Wina, Austria.

"Negara kami sudah benar dalam memilih jalannya. Kami tidak akan mengalah pada para penggertak. Negara-negara lain harus mengaitkan opininya dengan keinginan dan niat bangsa Iran. Mereka harus tahhu bahwa gertakan mereka tidak ada pengaruhnya bagi keputusan bangsa ini," tegas Ahmadinejad.

Ia juga mengingatkan negara-negara Barat jika tetap memaksakan tekanannya pada Iran, maka Iran akan mempertimbangkan kembali kerjasama dan keputusan tentang program nuklirnya. Presiden Iran yang dikenal dengan pernyataan-pernyataannya yang keras pada dunia Barat juga menyerukan IAEA agar menghormati hak Iran untuk melanjutkan program nuklirnya.

Iran menyatakan menolak permintaan IAEA agar negara itu menerima moratorium pengayaan uranium, dengan alasan aktivitas pengayaan tersebut untuk tujuan damai dan ‘dibolehkan’ berdasarkan pejanjian non proliferation.

AS-Iran Saling Ancam

Sebelumnya, secara khusus Iran mengancam akan menghentikan ekspor minyaknya ke negara-negara Barat, jika IAEA membawa masalah program nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB. Hal tersebut dilontarkan juru runding nuklir Iran Ali Larijani dalam keterangan persnya pada Minggu (5/3).

"Jika kami direferensikan ke Dewan Keamanan, persoalan mungkin akan muncul bagi negara lain seperti yang kami alami. Kami tidak ingin memanfaatkan minyak kami sebagai senjata. Kami tidak bermaksud membuat negara lain menderita," kata Larijani. Namun, jika solusi diplomatik tidak tercapai, maka langkah terakhir yang akan diambil Irak adalah menghentikan ekspor minyaknya. Saat ini, Irak adalah negara kedua yang paling banyak memproduksi minyak mentah di Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak.

Merespon ancaman Iran, duta besar AS untuk PBB John R. Bolton tidak mau kalah dan balik mengancam, "Rejim Iran harus dibuat sadar, jika Iran terus seperti itu akan membuka jalan bagi isolasi dunia intenasional, akan ada konsekuensi-konsekuensi yang nyata dan menyakitkan," ancam Bolton di sela-sela konvensi lobi pro Israel seperti di kutip Reuters. Bolton menegaskan bahwa AS siap menggunakan berbagai cara untuk menghentikan ancaman nuklir Iran. (ln/arabworldnews/ washingtonpost)