Presiden Iran Bikin Kejutan Lagi, Kirim Surat Pada George W. Bush

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad membuat langkah yang mengejutkan lagi. Pada Senin (8/5) ia mengirimkan surat untuk Presiden AS George W. Bush.

"Dalam surat ini, menganalisa situasi dunia dan melihat akar dari berbagai persoalan, beliau mengusulkan cara-cara baru untuk keluar dari situasi dunia yang rawan seperti yang terjadi sekarang ini," demikian penjelasan juru bicara pemerintah Iran Gholam Hussein Elham, seperti dilansir AFP. Ia menambahkan, pesan yang disampaikan Ahmadinejad pada Bush, ‘di luar persoalan-persoalan tentang nuklir.’

Surat tersebut diserahkan oleh Menlu Iran Manouchehr Mottaki melalui duta besar Swiss di Teheran, Phillipe Welti. Kedutaan besar Swiss sejak 1981 memang menjadi perantara bagi pesan-pesan Iran pada AS. AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, sejak April 1980 setelah peristiwa penyerbuan dan pengambilalihan kedutaan besar AS di Teheran pada 1979. Dalam peristiwa itu, sekitar 52 warga negara AS disandera selama 444 hari.

Sejak itu, Iran memandang AS sebagai ‘Setan Besar’, sementara Bush menyebut Iran sebagai ‘Poros Jahat’.

Seorang sumber di kantor Ahmadinejad pada AFP mengungkapkan, surat yang dikirim ke Bush itu ditulis dalam bahasa Inggris dan berisi ‘hal-hal yang menarik.’ Juru bicara kementerian luar negeri Iran Hamid Reza Asefi menyatakan bahwa ‘surat tersebut bukan surat terbuka yang bisa disebarluaskan ke publik.’ Ia berharap isi surat itu dibuka ke publik pada ‘saat yang tepat.’

Pejabat senior keamanan Iran, Ali Larijani menyatakan, surat Ahmadinejad itu bisa membuka jalan bagi inisiatif baru dibukanya kembali hubungan diplomatik kedua negara. "Surat itu sangat penting karena berisi hal-hal yang sangat penting terkait dengan agenda internasional," katanya pada saluran televisi Turki, NTV.

"Jika surat tersebut dievaluasi dengan pemahaman yang dalam, kemungkinan akan terbuka hubungan-hubungan diplomatik baru di wilayah ini. Isi dari surat ini bukan persoalan melunaknya Iran, tapi berisi isu-isu yang rasional. Kita harus memikirkan masa depan dunia, mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi di masa lampau dan memahami mengapa masyarakat di wilayah ini merasa prihatin," papar Lariijani dalam kunjungan satu hari di Turki.

Meski demikian, seorang diplomat Barat menanggapi surat Ahmadinejad pada Bush itu dengan sikap skeptis. Diplomat yang tidak mau disebut jati dirinya itu menyatakan, kabar tentang surat Ahmadinejad pada Bush itu merupakan ‘bom diplomatik’. Menurutnya, kontak antara AS dan Iran selama ini sudah ‘dilakukan secara rahasia dan tidak pada level pejabat senior tertentu, namun tidak jelas mengarah kemana karena akar persoalannya masih belum terselesaikan.’

Komunikasi antara Iran dan AS lewat perantara kedubes Swiss selama ini hanya berlangsung di tingkat menteri luar negeri. Namun, para diplomat dari kedua belah pihak pernah melakukan pertemuan rahasia, terutama setelah invasi AS ke Afghanistan untuk menumbangkan Taliban pada 2001 dan sebelum invasi AS ke Irak tahun 2003 lalu. Pertemuan-pertemuan itu gagal untuk meredam ketegangan di wilayah tersebut.

"Kita juga harus melihat bagaimana respon dari AS, yang perlu diingat, saat ini Ahmadinejad tidak terlalu populer bagi Washington," kata diplomat itu.
Pihak AS nampaknya tidak terlalu peduli dengan surat yang dikirim Ahmadinejad. Departemen luar negeri AS bahkan mengatakan tidak tahu secara rinci tentang surat Ahmadinejad itu.

"Saya tidak terlalu tahu dengan surat-surat itu. Kami sedang berusaha memastikan tentang hal itu. Saya hanya baru membaca beritanya. Saya bahkan tidak mengkonfirmasi bahwa kami menerima surat tersebut," kata juru bicara departemen luar negeri AS, Sean McCormack.

Kabar tentan surat Ahmadinejad pada Bush ini tersebar setelah pertemuan lima menteri luar negeri anggota tetap dewan keamanan PBB ditambah negara Jerman di New York beberapa waktu lalu. Mereka membicarakan bagaimana strategi menghadapi Iran. (ln/iol)