Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad berinisiatif untuk membangun kelompok kerjasama antar negara di bidang keamanan untuk melawan kekuatan AS dan NATO.
Idenya itu dibicarakan dalam pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin Cina dan Rusia, Kamis (15/6) di Beizing.
Ahmadinejad berada di kota itu memenuhi undangan dari Shanghai Co-operation Organisation (SCO), sebuah organisasi aliansi yang disponsori Cina untuk memperkuat hubungan pertahanan diseluruh Asia.
Pada kesempatan tersebut, Ahmadinejad secara implisit menyinggung sikap AS dan tekanan yang dilakukan negara itu agar Iran mengakhiri program nuklirnya. Ia mengatakan, SCO seharusnya bisa menangkal ancaman-ancaman dari kekuatan-kekuatan yang mendominasi dan bisa menggunakan kekuatannya untuk melawan dan mengintervensi kekuatan yang campur tangan urusan negara lain.
Pertemuan tingkat tinggi itu juga dihadiri oleh pemimpin negara Pakistan, Afghanistan, Mongolia, India dan empat negara di Asia Tengah, bekas wilayah Republik Soviet. Pertemuan tersebut menghasilkan deklarasi yang ditandatangani semua negara yang hadir, yang mendukung ide presiden Iran.
"Perbedaan tradisi budaya, sistem politik dan sosial, nilai dan model pemerintahan terkait dengan sejarahnya seharusnya tidak dijadikan alasan untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain," demikian bagian isi dari deklarasi tersebut.
SCO didirikan oleh Cina, Rusia dan sejumlah negara republik di Asia Tengah sepuluh tahun yang lalu untuk memerangi terorisme, ektrismis dari kelompok agama dan separatisme di wilayah itu. Dalam beberapa tahun belakangan ini, kerjasama ditingkatkan dengan melakukan latihan militer bersama.
Iran kabarnya sedang menjajaki untuk menjadi anggota tetap SCO, seperti halnya Pakistan. Keikusertaan Iran dalam pertemuan SCO membuat Washington khawatir. "Ini sangat mengejutkan saya bahwa, aneh bahwa ada negara ingin masuk organisasi yang katanya menentang terorisme..salah satu negara teroris terkemuka di dunia-Iran," kata Menhan AS Donald Rumsfeld mengomentari keikusertaan Iran dalam SCO.
Sementara itu, media resmi Cina dan sejumlah kalangan di negeri Tirai Bambu itu ramai memberitakan bahwa SCO kemungkinan akan menjadi tandingan AS dan NATO. "Bagi Cina, ini merupakan langkah diplomatik yang sangat penting dalam tahun ini," kata juru bicara kementerian luar negeri Cina. Ia menambahkan, Cina akan membuat sejumlah kesepakatan baru di bidang kerjasama politik dan keamanan.
Media massa di Rusia lebih berani. Secara blak-blakan harian Kommersant mengatakan, "Pesan ideologi yang paling utama dari pertemuan ini adalah makin meningkatnya sikap anti Amerika." (ln/arabworldnews)