Menurut Presiden Irak, Jalal Thalibani, kaum Sunni Irak menganggap Iran lebih berbahaya bagi mereka ketimbang tentara AS. Saat ini Thalibani sedang melakukan banyak pertemuan rahasia dengan sejumlah pemimpin Sunni bersenjata dan aparat pengamanan asal Inggris, untuk mewujudkan perdamaian di Irak.
Dalam wawancaranya dengan The Daily Telegraph terbitan Inggris, Thalibani mengungkap apa yang dianggapnya sebagai “perubahan nyata dalam pandangan kelompok bersenjata Sunni di Irak. ”
Ia menyebutkan, “Para kelompok bersenjata Sunni di Irak mulai memandang Iran lebih berbahaya bagi mereka ketimbang pasukan AS. Itu terjadi karena makin meningkatnya kekuatan Iran di Irak. ”
Dalam wawancara tersebut, Thalibani juga menegaskan bahwa saat ini Iran memang mempunyai peran besar dalam serangkaian serangan yang mengarah pada pasukan AS dan Inggris di Irak. Menurutnya, ada hubungan kuat antara konflik internal Irak dengan kelompok oposisi dan rangkaian serangan yang dilakukan milisi bersenjata dukungan Teheran di Selatan Irak, yang dikuasai kaum Syiah. Serangan-serangan itu, beberapa waktu lalu menewaskan puluhan pasukan Inggris.
Thalibani (74) juga menyatakan, saat ini ia tengah melakukan konsolidasi dengan sejumlah milisi bersenjata Sunni dan pasukan keamanan Inggris. Ia bersama PM Nouri Maliki juga menghadiri berbagai dialog untuk melakukan rekonsiliasi dan perdamaian di Irak, antara lain mengundang sejumlah tokoh bersenjata Irak dari kalangan Sunni.
“Pasukan Inggris berperan penting dalam mengadakan perbincangan dan pertemuan antara pemerintah Irak dan kelompok bersenjata. Dan ini membawa efek meredanya kekerasan antar etnik yang selama ini mencabik-cabik Irak, ” jelasnya. (na-str/iol)