Eramuslim.com – Presiden Yaman, Abdurabbuh Mansour Hadi menyebut pemberontak Syiah Houthi merupakan antek Syiah Iran. Dengan jelas dan tegas, Presiden sah Yaman ini menegaskan jika Syiah Iran berada di belakang pemberontakan Syiah Houthi yang membuat Yaman menjadi kacau balau seperti sekarang.
Sementara, Arab Saudi menyatakan intervensi militer di Yaman masih akan berlanjut hingga negara tersebut aman dan stabil. Operasi yang dipimpin oleh Kerajaan Saudi ini juga telah mendapatkan dukungan dari sejumlah anggota Liga Arab, termasuk dari Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas. Hadi menyambut baik operasi militer itu dan berharap harus tetap dilanjutkan sampai pemberontak Syiah Houthi menyerah atau kalah.
Dilansir dari BBC, Presiden Hadi sendiri telah melakukan pertemuan dengan KTT Liga Arab membahas terkait krisis di Yaman. Pertemuan ini dilakukan beberapa hari setelah ia melarikan diri dari Yaman menyusul pergerakan pemberontak yang menguasai Aden.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Sharm el-Sheikh itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyerukan dibentuknya pasukan gabungan militer Arab guna mengatasi ancaman lainnya di wilayah itu. Mesir dilaporkan juga telah menjanjikan sejumlah pesawat logistik, tempur, dan pasukan untuk bergabung dalam koalisi itu.
Sementara itu, pada Jumat malam, Menlu Yaman, Riad Yassin mengatakan sebuah rencana telah disusun untuk mengerahkan pasukan darat dari koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi ke Yaman. Syiah Iran telah dituding memberikan dukungannya kepada kelompok Houthi. Namun, para pemberontak itu membantah tudingan ini.
Kendati demikian, sejumlah tokoh senior dilaporkan tampak berada di kota Qom, Iran. Selain itu, laporan lainnya menyebut pilot Iran telah menerbangkan pesawat ke Yaman. Menanggapi hal itu, Iran mengkritisi intervensi yang dilakukan Arab Saudi. “Mereka harus menghentikan ini,” kata Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif, tanpa memaparkan jika Iran sesungguhnya juga aktif mendukung Houthi.
Pemberontak Houthi sendiri mengatakan, tujuan pergerakannya adalah untuk menggantikan pemerintahan Hadi yang dituduhnya telah melakukan korupsi. Pemimpin pemberontak Abdul Malik al-Houthi telah bersumpah tak akan menyerah dalam agresi ini.(rz)