Presiden Turki Abdullah Gul pada Kamis kemarin (8/11) mengkonfirmasi bahwa Ankara sedang melakukan pembicaraan dengan NATO mengenai penggelaran sistem pertahanan di wilayahnya untuk melawan ancaman rudal potensial dari Suriah.
Berbicara kepada wartawan pada hari Kamis, Gul mengatakan bahwa Turki tidak punya niat untuk berperang dengan Suriah tetapi hanya ingin mengambil langkah-langkah tertentu terhadap kemungkinan ancaman dari tetangganya di bagian selatan.
“Ketika jenis potensi bahaya di luar sana, semua tindakan pencegahan perlu diambil. Salah satu tindakan pencegahan ini adalah untuk mengambil langkah-langkah untuk melawan rudal balistik, menengah dan rudal jarak pendek,” kata Gul kepada wartawan.
“Oleh karena itu, untuk tujuan defensif ada jenis rencana kontingensi, dengan meminta bantuan NATO,” katanya.
Aliansi telah menyebarkan rudal Patriot ke Turki dua kali sebelumnya, sekali pada tahun 1991 dan kemudian pada tahun 2003, selama dua Perang Teluk. Rudal itu diberikan oleh Belanda.
NATO mengatakan belum menerima permintaan dari Turki tetapi mereka akan mempertimbangkan permintaan pada Dewan Atlantik Utara.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan pada hari Rabu bahwa isu rudal Patriot telah dibahas dalam NATO untuk “beberapa waktu” dan permintaan dari Turki untuk menyebarkannya bukan sesuatu yang akan mengejutkan
“Seperti yang Anda ketahui, di masa lalu kami telah memperkuat Turki dengan Patriot. Jadi kami akan menunggu permintaan resmi dan kemudian NATO akan berunding. Tapi kami jelas melihat berbagai macam hal untuk memastikan bahwa Turki tetap aman,” ujarnya.(fq/wb)