Presiden AS George W. Bush memberi dukungan penuh pada rencana Israel yang secara sepihak ingin menentukan sendiri perbatasan-perbatasan baru di Tepi Barat.
Setelah melakukan pembicaraan di Washington dengan PM Menteri Israel Ehud Olmert, Bush menyebut rencana Israel itu sebagai rencana yang ‘sangat berani’.
Meski demikian, Bush mendesak Israel agar melakukan pembicaraan langsung dengan Palestina dan mengatakan bahwa langkah sepihak itu harus menjadi pilihan terakhir.
Bagi warga Palestina, keinginan Israel menentukan sendiri perbatasan-perbatasan di Tepi Barat adalah sebuah pencaplokan wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan akan makin mempersulit terbentuknya negara Palestina dengan wilayah yang utuh.
Kecaman warga Palestina, tidak membuat Olmert mundur. Ia terus berusaha menempuh langkah bilateral sebelum akhirnya mengambil tindakan sepihak menentukan sendiri perbatasan di Tepi Barat.
Sebagai bagian dari rencana itu, Israel akan menarik ratusan ribu warga Yahudi di pemukiman-pemukiman terpencil di Tepi Barat, untuk dikonsolidasikan ke pemukiman-pemukiman yang lebih besar di wilayah itu.
Berbicara setelah pertemuan dengan Olmert, Bush mengungkapkan keyakinannya bahwa negosiasi masalah pemukiman antara Israel dan Presiden Palestina Mahmud Abbas bisa tercapai. Baik Bush maupun Olmert tetap menolak untuk mengikutsertakan Hamas dalam perundingan itu.
Sementara itu pemerintahan Palestina, melalui Perdana Menterinya Ismail Haniyah pada Selasa (23/5) menegaskan, perdamaian hanya akan tercapai jika Israel mundur dari semua wilayah Palestina yang dirampasnya sejak 1967, yaitu wilayah Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Ghaza. (ln/bbc)