Ditengah-tengah semakin menghebatnya tekanan dari kalangan oposisi yang menuntut pengunduran dirinya, Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, bersikeras menolak segala bentuk tekanan yang menuntut pengunduran dirinya, sampai habis masa jabatan di pemilu yang akan berlangsung September mendatang, seperti diberitakan kantor berita nasional Saba.
Mengulangi seruannya yang disampaikan kepada kelompok perempuan di ibukota Yaman Sanaa, Selasa pagi, bahwa dirinya tidak akan mundur sampai pemilihan yang akan datang. "Kami akan mengulangi menolak seruan mundur, sesuai dengan konstitusi yang menolak adanya kudeta", seperti dikutip kantor berita Saba.
"Siapapun yang menginginkan kekuasaan harus menunggu kota suara. Perubahan kekuasaan hanya melalui pemilihan, ini merupakan legitimasi konstitusi", tambah Ali Abdullah Saleh. Presiden Ali Abdullah Saleh menolak segela bentuk tuntutan dari gerakan oposisi yang menginginkan dirinya segera mengundurkan diri. Ali hanya akan mundur sesudah pemilu sampai tahun 2013.
Pernyataan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh itu disampaikan setelah gagal melakukan pernyataan bersama dengan utusan DK PBB yang mengunjungi Sanaa.
Anggota DK PBB menyerukan dilangsungkan dialog di Yaman untuk mengakhiri kekerasan yang berlangsung di Yaman, ujar seorang diplomat Rabu ini.
Dalam pertemuan terutup yang difasilitasi pemerintah Jerman, gagal mencapai kesepakatan, di mana gerakan oposisi yang melakukan aksi sudah memasuk bulan ketiga, dan sebelumnya para diplomat dari negara-negara Arab GCC (Dewan Teluk) juga gagal mencapai kesepakatan.
Pemimpin oposisi Yaman, Muhamad Mutawakil, menginginkan Presiden Abdullah Saleh segera mengundurkan diri tanpa ada kondisi apapun. Hal itu disampaikan oleh Mutawakil saat bertemu dengan para diplomat negara GCC di Sanaa. (mh/aljz)