Diselenggarakannya pemungutan suara pemilu Palestina dan keterlibatan Hamas dalam pemilu legislatif menjadi head line banyak media massa agresor Israel. Umumnya, mereka memprediksi kemenangan Hamas di parlemen Palestina hingga menyebabkan Hamas mempunyai hak membentuk pemerintahan. Di sisi lain, media massa Israel juga menekan penguasa Israel untuk ketat dalam memberi syarat kepada Hamas jika memenangkan pemilu. “Kemenangan Hamas akan memberi pengaruh besar bagi penyelenggaraan pemilu Israel yang akan diselenggarakan pada 28 Maret mendatang. Kemenangan Hamas, diprediksi akan mengantarkan kemenangan pemimpin Partai Likud Benyamin Netanyahu, untuk segera memimpin Israel,” demikian salah satu bunyi kalimat yang ditulis harian berbahasa Ibrani, Yodiot Aharonot.
Kenapa Netanyahu? Menurut harian tersebut, Netanyahu adalah salah satu tokoh utama yang menyatakan perang tanpa batas terhadap Hamas. Karenanya, Netanyahu akan ikut memancing emosi dan kekhawatiran Israel agar ia menguasai pemerintahan Israel melalui pemilu setelah memberi dukungan besar kepadanya.
Sejumlah media lain juga turut mengkhawatirkan kemenangan Hamas. Harian Haaretz yang populer di Israel menyebutkan kans kemenangan Hamas lebih besar karena perpecahan internal yang terjadi dalam tubuh Fatah. Sedangkan harian Hatsoveh yang juga beredar dengan bahasa Ibrani menyebutkan dukungannya atas sikap PM Israel sementara Ehud Olmart yang telah menyusun skenario khusus mengantisipasi kemenangan Hamas, yakni dengan ‘melepaskan semua ikatan komitmen Israel terhadap Palestina, jika Hamas menang’.
Ada pula media massa Israel yang cenderung lebih rasional dan melihat kemenangan Hamas mau tidak mau harus diterima oleh Israel, dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, Israel takkan bisa menerima masuknya Hamas dalam pemerintahan Palestina, kecuali bila Hamas mau melucuti persenjataannya. Penguasa Israel diminta menunggu beberapa pekan, setelah pemilu, untuk melihat berbagai kemungkinan bila Hamas menang. Jika Hamas bersedia merubah ideologinya terkait Israel, mau melucuti senjata, mungkin saja Israel akan mengevaluasi sikapnya terhadap pemerintah Palestina yang melibatkan orang-orang Hamas dalam pemerintahannya.
Warning terhadap kemenangan Hamas juga mewarnai sejumlah situs berita di Israel. Situs militer Israel bahkan menuliskan, “Prediksi internal militer Israel adalah kemenangan Hamas tipis atas Fatah. Ini artinya Hamaslah yang akan membentuk pemerintahan.” Dalam situs tersebut disebutkan Mahmud Abbas, presiden Palestina sekarang, kelak akan memilih mengundurkan diri bila Hamas menang. Menurut situs tersebut juga, militer Israel menegaskan bahwa dua gerakan Palestina, Hamas dan Fatah, telah melakukan upaya komunikasi dengan mereka beberapa waktu sebelum ini, untuk membicarakan langkah setelah penyelenggaraan pemilu. (na-str/iol)