Ahad kemarin (14/10), sayap militer PRC (Popular Resistance Committees), An-Nasser Salah-Addin Brigade, mengaku bertangungjawab atas diluncurkannya lima buah mortar yang meledak di jembatan Nahal Ozborder di utara Jalur Gaza, yang didiami pasukan Zionis-Israel.
Serangan ini dilakukan untuk membalas serangan pasukan penjajah Israel sebelumnya yang meluncurkan misil-misilnya ke wilayah Jalur Gaza dan West Bank yang menimbulkan korban sejumlah Muslim Palestina.
Ketegangan di Palestina dikabarkan meningkat sejak beberapa bulan terakhir. Selama bulan Ramadhan 1428H saja tak kurang dari 33 Muslim Palestina dilaporkan menemui syahid akibat serangan Zionis-Israel. Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmud Abbas terus melakukan kontak bersahabat dengan Zionis-Israel dan AS menjelang pertemuan Annapolis yang jelas-jelas akan merugikan posisi Palestina jika persatuan APlestina tidak dikedepankan.
Dalam kutbah Iedul Fitrinya, Pemimpin de facto Jalur Gaza, Perdana Menteri Ismail Haniyah telah memperingatkan Abbas bahwa perundingan apa pun dengan Zionis Israel dan AS tidak akan membawa manfaat terhadap kondisi rakyat Palestina jika persatuan di antara faksi-faksi perjuangan di Palestina sendiri tidak ada. Namun Pemimpin Fatah, Mahmud Abbas, yang memang lebih suka berdekat-dekatan dengan Israel ini ketimbang dengan faksi-faksi perjuangan Palestina sendiri menyepelekan peringatan tersebut dan tetap saja ngotot untuk berunding dan berunding kembali dengan Zionis. Sesuatu yang sama sekali tidak ada manfaatnya.(Rizki/MNA)