Ini benar-benar keterlaluan. Meskipun Prancis adalah salah satu negara yang lantang melarang pemakaian cadar dan burqa di dalam negerinya, ternyata Prancis sendiri adalah produsen dan eksportir busana tersebut ke negara-negara Arab Teluk (al-Khalij).
Dalam sebuah festival busana yang digelar di Paris baru-baru ini, salah seorang desainer memamerkan salah satu hasil desainnya berupa baju kurung gombrang bercadar, yang diperagakan oleh model kulit hitam. Busana tersebut sengaja dipamerkan untuk menarik pasar dari negara-negara Arab Teluk yang terkenal gila model busana.
Fenomena tersebut menjadikan banyak pihak terheran-heran, salah satunya adalah kantor berita Reuters, yang mempertanyakan jika di satu sisi Prancis adalah salah satu produsen dan eksportir besar busana "ala hijab" itu ke negara-negara Arab Teluk, tetapi di sisi yang lain, pemerintahan Prancis sendiri melarang penggunaan model busana tersebut di dalam negerinya.
Di sisi yang lain, warga Muslimah Prancis yang memakai cadar banyak yang mengeluh atas tekanan pemerintah yang terus menerus dilakukan kepada mereka. Bukan hanya itu saja, para Muslimah bercadar pun merasa eksistensi mereka tak diakui negara hingga akhirnya mereka cenderung merasa dilecehkan.
Salah seorang perancang busana Prancis ternama, Stephen Rollan, menanggapi secara pragmatis fenomena cadar ini. "Jika ada seseorang atau perusahaan yang meminta saya untuk merancang model pakaian cadar, mengapa tidak? Saya justru bangga dengan job ini," katanya.
Ditanya tentang polemik pakaian model cadar yang kini memanas di negerinya, lagi-lagi Rolland menjawab dengan pragmatis. "Ah, saya tak mau ambil pusing dengan hal itu," tuturnya.
Bagaimana pun, ini adalah fenomena yang naif, ya naif di Prancisnya, ya naif juga di negara-negara Arab Teluk yang konsumtif dan kok bisa-bisanya mengimpor busana Muslimah dari Prancis. (L2/aby)