Taliban mengancam akan melakukan sejumlah serangan ke ibukota Prancis, Paris jika negara itu tidak mau menarik pasukannya dari Afghanistan. Ancaman tersebut disampaikan lewat rekaman video yang disiarkan saluran televisi Arab Saudi, al-Arabiya.
Dalam rekaman video tersebut, salah seorang pimpinan Taliban yang menyebut dirinya Mullah Faruq mengatakan bahwa Prancis tinggal menunggu saja respon apa yang akan terjadi di Paris jika pasukan Prancis tidak segera ditarik dari Afghanistan.
Taliban juga mengklaim bertanggungjawab atas serangan yang terjadi tanggal 18 Agustus kemarin di selatan kota Kabul, yang menewaskan 10 tentara Prancis dan belasan lainnya luka-luka. Di rekaman video itu, diperlihatkan beberapa anggota Taliban mengenakan seragam tentara Prancis yang menjadi korban serangan mereka.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengirim 700 pasukan tambahan ke Afghanistan tahun 2007 lalu atas permintaan AS, untuk memperkuat pasukan NATO dalam menghadapi Taliban. Saat ini, ada 2.600 pasukan Prancis yang ditugaskan di Afghanistan.
Taliban belakangan ini melakukan serangan yang makin meluas dan intensif terhadap pasukan NATO yang jumlahnya mencapai 70.000 tentara. Serangan-serangan itu membuat NATO kewalahan dan akhirnya meminta Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk melakukan pendekatan pada Taliban
Taliban menyatakan bersedia mempertimbangkan negosiasi damai yang ditawarkan pemerintah Afghanistan jika pemerintah menjamin keamanan pimpinan mereka, Mullah Omar. Sementara Militer AS dan Inggris di Afghanistan juga menyatakan sedang mempertimbangkan untuk ikut serta dalam negosiasi damai dengan Taliban. (ln/prtv/aljz)