Prancis adalah kebebasan untuk melakukan apa saja, terutama urusan syahwat. Di Paris, Monaco, dan kota-kota besar lainnya, Anda akan bisa dengan mudah melihat orang bercumbu, minum bir, merokok, komunitas gay, dan segala lainnya, tanpa mereka merasa risih akan kondisi sekelilingnya. Singkatnya, walau pada kenyataannya negara-negara Barat dan AS begitu liberal, namun tidak ada yang sebebas dan “seliar” Prancis. Saking bebasnya Prancis, Benjamin Franklin, salah satu mantan presiden AS, pernah berkata, "Setiap orang punya dua negara. Salah satunya adalah Prancis…"
Tapi sekarang, tampaknya para pengusung kebebasan akan menjerit. Pasalnya, baru-baru ini Prancis melarang perempuan bertopless ria alias bertelanjang dada di pantai. Bukan hanya itu, negeri yang terkenal dengan Menara Eiffel-nya ini pun melarang klub naturis (semacam kelompok pengusung kebebasan tanpa berpakaian).
Apa gerangan yang menyebabkan Prancis menjadi sedemikian rupa? Sepertinya pemerintah Nicholas Sarkozy ingin mengubah imej negaranya yang dekat dengan esek-esek itu. Seperti diketahui, wanita-wanita Prancis memang dikenal doyan bertopless ria jika tengah berada di pantai, dengan alasan tengah mandi matahari.
Langkah kebijakan yang diambil Prancis ini tampaknya mengikuti pemerintah Jerman yang melarang para pria setengah baya di negara itu yang doyan naik gunung tanpa mengenakan pakaian alias bugil. Toh sebenarnya larangan perempuan topless di pantai ini bukan barang yang baru di Prancis. Tahun 2006, pemerintahnya sudah mulai menghembuskan isyu ini.
Sebagian pihak mengklaim dan menuduh bahwa larangan ini karena adanya gerakan Islamisasi di Prancis. Ah, kata siapa? Buktinya, Sarkozy tetap melarang burqa (jilbab) juga di negara ini. (sa/freerepublic)