Masyarakat Prancis sedang heboh membicarakan hasil penelitian tentang kondisi moral para pelajar putri dan mahasiswinya. Pasalnya, hasil sebuah penelitian oleh para akademisi dan penulis Prancis menyebutkan lebih dari 40 ribu mahasiswi Prancis jual diri guna memenuhi keuangan pribadinya.
Pembicaraan ini menjadi pukulan keras bagi masyarakat Prancis, seperti dituliskan The Guardian, surat kabar yang terbit di Inggris. Harian yang terbit hari Senin (21/1) kemarin itu melansir sebuah kajian yang dilakukan sejumlah mahasiswi Prancis dan penulis. Mereka melakukan wawancara dengan para pelajar putri yang bekerja sebagai pekerja seks komersial via internet.
Kaum lelaki hidung belang biasa mengunjungi mereka melalui iklan yang memang sengaja dipasang para pelajar dan mahasiswi di dunia maya.Dalam iklan tawaran kencan yang ditampilkan, para mahasiswi Prancis disebutkan memasang tarif sekitar 400 frank atau sekitar 300 dollar untuk pertemuan selama dua jam.
Kajian yang dilakukan salah satunya oleh Laura De, menurunkan juga sampel wawancara yang ia lakukan terhadap salah seorang temannya di kampus yang sudah lama berprofesi sebagai penjaja seks di dunia maya.
“Teman saya usianya belum menginjak 18 tahun. Tapi ia memang terdesak, sangat memerlukan uang untuk membayar kontrakan rumah, membeli buku dan juga untuk kebutuhan makan dan minum. Pekerjaan selaku penjaja seks tetap ia lakukan meskipun ia sebenarnya sudah berjualan di salah satu toko usai waktu kuliah, ” tutur De.
Angka 40 ribu perempuan usia pelajar dan mahasiswi yang diberitakan menjadi penjaja seks itu benar-benar memukul masyarakat Prancis. Menteri Pendidikan Tinggi Prancis mengakui, fakta tersebut memang kini menjalar di masyarakat Prancis dan untuk menghalanginya bukanlah hal yang mudah.
“Pemerintah kini sedang mengupayakan langkah serius untuk menolong kaum miskin dari kalangan pelajar dan mahasiswa dengan membuka peluang dan kesempatan bekerja bagi mereka, setelah mereka pulang sekolah atau kampus, ” jelasnya. (na-str/iol)