Polisi anti huru-hara Perancis terpaksa melemparkan gas air mata dan mengerahkan mobil penyembur air untuk membubarkan anak-anak muda yang melakukan aksi unjuk rasa yang berubah menjadi kerusuhan di pusat kota Paris. Anak-anak muda itu melemparkan botol-botol dan batu, memprotes terpilihnya Nicolas Sarkozy sebagai presiden Prancis hari Minggu (6/5) kemarin.
Aksi protes anti-Sarkozy dilaporkan juga terjadi di kota-kota pinggiran di Prancis. Aparat kepolisian menyatakan, sedikitnya empat polisi dan satu orang wrga sipil terluka dalam bentrokan di Place de la Bastille, Paris tengah, namun tidak disebutkan apakah ada pengunjuk rasa yang ditangkap dalam kerusuhan tersebut.
Sejak Sarkozy dinyatakan terpilih sebagai presiden baru Prancis hari Minggu kemarin, terjadi aksi-aksi demonstrasi di kota-kota di seluruh Prancis. Bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat kepolisian dilaporkan terjadi di utara kota Lille, Toulouse di barat daya, Lyon di tenggara, Nancy dan Metz di timur Prancis.
Di pelabuhan Marseille, Mediterania polisi membubarkan sekitar 300 pengunjuk rasa dengan gas air mata. Massa berlindung di balik barikade tong-tong sampah yang terbakar, melakukan perlawanan sebelum akhirnya berhasil dibubarkan oleh aparat kepolisian.
Di lapangan Bastile, sejumlah pendukung Segolene Royal, rival Sarkozy dalam pemilihan presiden juga melakukan aksi unjuk rasa. Sementara kelompok lainnya yang terlibat bentrok, meneriakkan yel-yel, "Polisi di mana-mana, tidak ada keadilan!." Sementara pengunjuk rasanya lainnya berteriak, "Sarko-fasis" (ln/aljz)