Potret Sultan Muhammad Al-Fatih Jawaban dari Bisyarah Rasulullah SAW

Syair Al-Fatih
Muhammad Al-Fatih terdidik dalam pendidikan Rabbani merasa bangga dengan makna-makna dan nilai-nilainya yang begitu agung. Hal ini bisa kita dapatkan di dalam syairnya:

”Wa Hamasi (dan semangatku); Adalah mengeluarkan semua upaya
untuk mengabdi pada agama saya, agama Allah.

Wa Azmi (tekadku); Saya akan membuat orang-orang kafir bertekuk-lutut
dengan balatentaraku, berkat kelembutan Allah.

Wa Tafkiri (dan pusat pikiranku); Terpusat pada kemenangan yang
datang dari rahmat Allah.

Wa Jihadi (jihadku); Adalah dengan jiwa raga dan harta benda.
Lalu apa makna dunia setelah ketaatan kepada perintah Allah?

Wa Asywaqi (kerinduanku); dan perang ratusan ribu kali untuk mendapatkan ridha Allah.

Wa Rajai (harapanku); Adalah pertolongan Allah, dan kemenangan negara ini atas musuh-musuh Allah.”