Komisaris Polisi London Metropolitan Sir Ian Blair sempat berang ketika mendengar seorang polwan yang baru lulus meminta kelonggaran untuk tidak bersalama dengannyanya di acara wisuda.
Kepolisian London bahkan sempat melakukan penyelidikan khusus atas kasus tersebut.
Surat kabar terbitan Inggris Sunday Mail edisi Minggu (21/1) dalam laporannya mengutip pernyataan seorang aparat kepolisian senior yang mengungkap ihwal kasus itu.
"Sir Ian diberitahu tentang permintaan polwan itu ketika ia tiba di acara wisuda. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan ia sangat marah. Tapi ia menuruti permintaan itu agar tidak merusak acara, " ujar sumber tadi.
Tidak disebutkan siapa nama Polwan yang kini ditugaskan di sebuah pos polisi di London Timur itu. Yang jelas polwan tersebut seorang muslimah yang mengenakan jilbab. Selain minta kelonggaran untuk tidak berjabat tangan dengan Komisaris, sang polwan juga minta izin untuk tidak ikut foto bersama Komisaris, dengan alasan tidak mau fotonya digunakan untuk "tujuan propaganda."
Juru bicara kepolisian London Metropolitan mengatakan, biasanya, institusinya tidak mentoleransi permintaan semacam itu dan anggota kepolisian yang tidak melaksanakan kewajibannya akan dipecat.
Tapi, kata Juru bicara tadi, pihaknya memberi kelonggaran "karena ingin meminimalkan gangguan terhadap kegembiraan orang lain dan demi kelancaran acara salah satu even yang paling penting dalam karir seorang anggota polisi."
Meski demikian, kasus ini tetap menimbulkan kontroversi dan sejumlah pertanyaan, misalnya, bagaimana bisa seorang "Muslim non Asia" menangkap seorang penjahat berjenis kelamin laki-laki, tanpa menyentuhnya.
"Diskusi-diskusi banyak bermunculan setelah kasus ini terjadi. Banyak yang menanyakan, bagaimana bisa polwan itu menangkap orang jika ia menolak menyentuh laki-laki, " kata seorang anggota polisi.
Namun juru bicara London Metropolitan Police menegaskan bahwa ada garis yang jelas antara acara-acara yang bersifat pribadi dengan ketika seorang polisi melakukan tugasnya secara profesional.
"Ada sebuah standar antara kehidupan pribadi dan profesi, " tegas sang jubir.
Yang jelas, muslimah itu sudah menyelesaikan semua tahapan perekrutan dan pelatihan sebagai calon anggota polisi yang berlangsung selama 18 minggu. Pelatihan itu termasuk pelatihan keselamatan yang di mana kontak fisik antara satu dengan yang lainnya, tidak bisa dihindarkan.
Sama seperti anggota polisi lainnya yang baru lulus, polwan muslimah itu harus membuktikan pada atasannya selama dua tahun mendatang, bahwa ia memang pantas menjadi seorang anggota polisi.
Sejak 2001, Scotland Yard memberi keleluasaan bagi polwan yang muslimah untuk mengenakan jilbab. Saat ini, dari 35 ribu aparat kepolisian London Metropolitan, yang Muslim hanya 300 orang, dan 20 di antaranya adalah Muslimah. (ln/iol)