Sebuah polling di 25 negara tentang program nuklir Iran, menunjukkan bahwa sebagian besar publik dunia menentang langkah agresif untuk menghentikan program nuklir Iran.
Sebanyak 39 persen dari 25 negara yang disurvei menyatakan lebih mendukung langkah diplomasi, dan yang setuju dengan pilihan serangan militer hanya 11 persen. Meskipun hanya 17 persen saja yang percaya jaminan dari Iran bahwa program nuklirnya hanya untuk memenuhi kebutuhan energi.
Sekitar 30 persen responden menyatakan lebih setuju dengan sangsi ekonomi jika Iran masih meneruskan program nuklirnya. Dan hampir 43 persen menyatakan ‘sangat khawatir’ terhadap kemungkinan Iran mengembangkan program nuklirnya untuk membuat senjata nuklir.
Polling yang dilakukan oleh lembaga survei GlobeScan untuk BBC World Service ini, memiliki margin kesalahan antara 2,5 persen dan 4 persen.
Analis dari Universitas Maryland, Steven Kull, menanggapi hasil polling ini mengatakan, "Opini Dunia dengan jelas menolak menolak klaim Iran bahwa Iran hanya ingin membangun sumber energi."
"Tapi dalam masalah ini, publik dunia lebih menyukai penyelesaian masalah dengan cara diplomasi dibandingkan dengan cara pendekatan konfrontrasi," ujar Kull.
Secara umum, negara-negara yang menjadi responden menginginkan adanya kontrol yang lebih ketat terhadap produksi nuklir yang bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir. 42 persen menginginkan PBB meningkatkan pengawasannya, sementara 35 persen berpendapat bahwa sistem yang sudah ada, yang memberikan kesempatan bagi pengembangan nuklir untuk keperluan energi dan bukan untuk persenjataan, dipertahankan.
Dari hasil polling juga menunjukkan, bahwa negara Mesir dan Turki punya keinginan kuat untuk memiliki kapasitas nuklir.
Hanya 29 persen responden di masing-masing negara yang setuju, jika PBB menghentikan program energi nuklir sebuah negara maka PBB harus memenuhi kebutuhan energi negara bersangkutan.
gambaran hasil polling:
(ln/bbc)