Seperti api dalam sekam yang siap membakar kapan saja, begitulah kira-kira gambaran kebencian masyarakat AS terhadap warga Muslim. Polling yang dilakukan Gallup pada musim panas ini ini misalnya, menunjukkan bahwa mayoritas responden menginginkan agar warga Muslim diberi tanda khusus.
Polling yang melibatkan lebih dari 1.000 responden di AS itu menunjukkan bahwa 39 persen responden meminta agar orang Islam, termasuk Muslim yang sudah menjadi warga negara AS diberi tanda identifikasi khusus.
Seperempat responden mengatakan mereka tidak bertetangga dengan seorang Muslim dan sepertiga responden berpikir bahwa umat Islam di AS menaruh simpati pada Al-Qaidah, yang oleh AS dituding sebagai dalang peristiwa 11 September 2001.
Polling lainnya yang dilakukan Council on American-Islamic Relations (CAIRS) menunjukkan bahwa satu dari tiga orang Amerika mengkonotasikan kata Islam dengan hal-hal yang negatif seperti "perang", "kebencian" dan "teroris." Persepsi ini tidak lepas dari pengaruh invasi AS ke Irak.
Selain lewat polling, rasa kebencian yang dalam masyarakat AS pada warga Muslim terlihat dari ungkapan-ungkapan mereka di acara perbincangan radio dan forum-forum internet. Kasus yang masih hangat dibicarakan adalah kasus yang menimpa enam ulama Muslim saat akan melakukan penerbangan dengan sebuah maskapai penerbangan AS.
Keenam ulama itu diborgol tangannya dan dipaksa keluar pesawat setelah sejumlah penumpang melaporkan bahwa mereka "mencurigai perilaku" keenam ulama tersebut, termasuk ketika para ulama itu sholat di dekat pintu gerbang pemberangkatan.
Menurut sejumlah warga Muslim yang diwawancarai, prasangka buruk terhadap Islam dan umat Islam disebabkan karena kurangnya pengetahuan banyak masyarakat non Muslim di AS tentang Islam.
"Tingkat pengetahuannya sangat-sangat rendah," kata Muhammad Esa, seorang warga Muslim AS keturunan Arab yang mengajar tentang Islam di McDaniel College di Maryland.
"Ada 1,3 milyar warga Muslim di dunia dan beberapa orang berpikir bahwa mereka semua teroris," sambung Esa.
Hossam Ahmad, pensiunan kolonel angkatan udara AS yang kadang memimpin sholat berjamaah pegawai yang Muslim di Pentagon membenarkan pendapat Esa. "Ketidaktahuan jadi persoalan nomer satu. Pendidikan menjadi salah satu hal yang penting.
Tidak ada angka pasti berapa jumlah warga Muslim di AS yang sudah mengalami pelecehan dan prasangka buruk. Sejumlah pemuka masyarakat mengatakan, insiden-insiden buruk yang dialami warga Muslim, justru memunculkan rasa solidaritas secara spontan dari sebagian kecil masyarakat AS.
Hal ini misalnya ditunjukkan oleh sebuah email yang ditulis seorang wanita asal Minneapolis pada CAIR setelah peristiwa tindakan sewenang-wenang yang dialami enam imam Muslim.
"Saya ingin membantu. Karena saya tidak bisa membelikan tiket, saya akan sangat senang untuk mengatar 2 atau 3 dari mereka dengan mobil. Mobil saya kecil, tapi setidaknya hati-hati kami di tanah kebebasan ini, luas," tulis wanita itu dalam emailnya.
Pengalaman Jerry Klein
Jerry Klein adalah seorang penyiar radio. Suatu ketika dalam siarannya, ia memancing pendengarnya dengan pernyataan bahwa semua umat Islam di AS seharusnya diberi tanda khusus berupa tato berbentuk bulat sabit atau gelang agar mudah dibedakan. Tak lama setelah Klein mengatakan hal itu, dering telepon tak henti-hentinya masuk ke radio tersebut.
Seorang pendengar mengatakan,"Anda jangan hanya membuat tato di jidad mereka, tapi anda harus kapalkan mereka keluar dari negara ini."
Pendengar lain menambahkan, membuah tanda bulan sabit atau tanda identifikasi khusus di paspor, SIM, akte kelahiran tidaklah cukup. "Apa gunanya membuat tan identifikasi mereka?" kata pendengar tadi. "Anda seharusnya membuat semacam kamp seperti pada masa Perang Dunia II oleh Jerman dan Jepang," ujarnya.
Setelah satu jam acara itu berlangsung dan banyak argumen yang masuk, Klein mengatakan bahwa dia tidak serius dengan pernyataannya soal membuat tanda identifikasi khusus bagi warga Muslim.
"Saya tidak percaya anda semua cukup ‘sakit’, hanya dalam satu detik setuju dengan apa yang saya katakan," kata Klein dari stasiun radio AM 630 WMAL yang jangkauan siarannya meliputi Washington, Nothern Virginia dan Maryland.
"Bagi saya, menyarankan membuat tato pada badan orang, meminta mereka mengenakan gelang khusus, membuat tanda bulan sabit di SIM, paspor atau akte kelahiran mereka, sangat menjijikan," sambung Klein.
"Karena pada dasarnya, apa yang telah anda lakukan justru menunjukkan pada saya bahwa orang-orang Jerman telah mengizinkan apa yang terjadi pada orang-orang Yahudi… bahwa kita perlu memisahkan mereka, kita perlu men-tato tangan mereka, kita perlu menyuruh mereka mengenakan tanda bintang David berwarna kuning, kita perlu menempatkan mereka di kamp-kamp konsentrasi, kita pada dasarnya hanya perlu membunuh mereka semua karena mereka berbhaya," tandas Klein.
Klein mengaku terkejut dengan respon pendengarnya dalam siaran 26 November kemarin. Ada pendengar yang marah dengan wacana yang dilontarkannya, tapi banyak juga yang setuju soal pemberian tanda khusus bagi warga Muslim.
Apa yang dialami Klein, cuma sebagai kecil gambaran rasa kebencian sebagian masyarakat AS terhadap warga Muslim. Ibarat gunung es, yang terlihat di permukaan hanya puncaknya saja.
Meski demikian, ada rasa optimisme bahwa nasib warga Muslim akan berubah setelah terpilihnya Keith Ellison, warga Muslim pertama AS yang terpilih sebagai anggota Kongres. (ln/MEOnline)