Politisi Norwegia, Trond Røed akhirnya minta maaf atas perbuatannya yang telah menyudutkan komunitas Muslim di negeri itu. Dalam pernyataan maafnya, ketua Partai Kemajuan untuk wilayah Buskerud itu menyatakan menyesal dan mengakui bahwa perkataannya tentang Muslim tidak berdasar.
Røed menuai kecaman dan dipaksa menyampaikan permohonan maaf secara terbuka setelah mengakui bahwa ia yang mengirimkan dokumen setebal sebelas halaman ke 100 orang anggota partainya pada tahun 2004. Dalam dokumen itu, Røed mengatakan bahwa semua Muslim harus menjalani perawatan psikiatrik (hal-hal yang berhubungan dengan penyakit jiwa)
"Orang-orang yang mengikuti (ajaran) Islam harus diprogram ulang dengan bantuan ilmu psikiatrik, termasuk menerapkan hak veto untuk mencegah agar mereka tidak menyebarluaskan ajaran agamanya," demikian isi dokumen Røed.
Dalam dokumen itu, Røed juga mengatakan bahwa isi Al-Quran cenderung mengajarkan orang untuk melakukan kekerasan. "Oleh sebab itu, seseorang harus mempertanyakan apakah membaca Al-Quran berjam-jam selama bertahun-tahun bisa menyebabkan kerusakan psikologis yang serius, dengan konsekuensi berupa resiko orang yang bersangkutan akan melakukan tindak kriminal dan tindakan destruktif," tulis Røed.
Ia juga berusaha meyakinkan bahwa dokumen yang dibuatnya bisa memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat bagi kebijakan partainya terkait imigran dan menyebut Islam identik dengan kekerasan.
Beredarnya dokumen ini memicu kontroversi dan kecaman. Anne Sofie Roald, profesor dan peneliti bidang Islam di Christian Michelsen Institute mengatakan, pernyataan Røed mengindikasikan bahwa politisi itu "tidak tahu sejarah."
Anne yang seorang muslimah, membandingkan antara Islam dan Kristen di masa sekarang. "Meski Islam memiliki banyak latar belakang politik, kekristenan juga sudah dimanfaatkan secara politis, antara lain, yang menggunakan kekristenan untuk tujuan politik adalah negara AS, belum lagi juga dihubungkan dengan politik kekerasan pada masa Perang Salib," ujar Anne.
Trond Røed setelah menyampaikan pernyataan maaf mengatakan, "Saya tidak lagi mendukung perkataan saya kemarin, saya menyesal telah mengirimkan dokumen itu dan saya mengakui tidak melakukan penelitian yang lebih baik saat itu." (kw/Fr)