Berakhirnya jam malam hari pertama, lalu lintas dan tanda-tanda kehidupan mulai muncul menjelang siang pada hari Kamis. Namun di beberapa tempat, kehidupan belum kembali normal setelah setidaknya 2.600 orang tewas dalam bentrokan seluruh negeri.
Di Giza, ratusan pendukung Morsi membakar kantor pemerintah daerah, dan pemerintah mengizinkan pihak keamanan untuk penggunaan peluru tajam pada siapa pun menyerang gedung-gedung negara.
Dari dalam Masjid al-Iman di Nasr City, ratusan jenazah dari kekerasan Rabu masih berjajar di lantai kamar mayat darurat.
Dibungkus kain kafan, di sekelilingnya ratusan balok es, sebagian besar jasad mereka terdapat luka tembak, beberapanya hangus, membuat mereka sulit untuk mengidentifikasi anggota keluarganya.
“Mereka membunuh suami saya dan kemudian mereka membakar tubuhnya. Saya tidak berhasil menemukannya,” salah satu anggota keluarga yang mencari suaminya.
“Dia tidak punya senjata. Jika ia memiliki senjata, dia akan mampu membela diri,” katanya
“Dalam telepon terakhirnya pada pukul 9 pagi dia bilang dia baik-baik saja tetapi pada pukul 15:00 sore, temannya menelepon untuk memberitahu bahwa ia telah syahid.”
Banyak para demonstran menulis nama mereka di tangan-tangan mereka pada saat serangan pihak keamanan sehingga tubuh mereka dapat diidentifikasi. Nama-nama yang terindentifikasi tercantum pada tanda-tanda kardus pada jenazahnya, di mana mereka berbaring menunggu untuk dimakamkan.
Ahli keamanan strategis, Mokhtar Qandil mengatakan kepada Al Jazeera bahwa operasi pihak keamanan Rabu adalah “strategi yang sangat penting untuk memotong kanker Ikhwanul Muslimin dari tubuh Mesir”.
“Hal itu dilakukan sangat legal dan sangat tenang,” kata Qandil .
“Polisi terus mengatakan kepada mereka untuk pergi, silakan tinggalkan, Anda aman, Anda bebas, tetapi mereka tetap tinggal, mengapa? Untuk Mursi? Mursi telah gagal,” kata Qandil.
“Apa yang bisa polisi lakukan dengan orang-orang ini?”
Qandil mengatakan polisi melakukan “pekerjaan yang sangat baik dengan sedikit hilangnya nyawa. Mereka telah berhasil”.
“Itu rencana yang baik untuk menyelesaikan protes – itu tidak luar biasa dan itu tidak ilegal.”
Ia menggemakan pernyataan Perdana Menteri interim Hazem el-Beblawi, yang dalam pidatonya di televisi Mesir membela pembersihan untuk “memulihkan keamanan Mesir” dan memuji Departemen Dalam Negeri dan polisi yang telah tunjukkan kemampuan menahan diri “ke tingkat maksimum”.
Bahkan para anggota kepolisian pun merayakan hari pembantaian berdarah itu dengan melantunkan nyanyian yang memuji panglima militer Jenderal Abdel Fattah el-Sisi dan polisi Kairo. (Arby/Dz)