Guna melengkapi sistem persenjataan dan segala pernik pendukungnya, polisi Irak yang berada di bawah binaan Gedung Putih dilaporkan telah melakukan pembelian sejumlah senjata dari Cina dengan total belanja sebesar 100 juta dollar AS.
“Pembelian ini diperlukan mengingat kondisi Irak yang sepenuhnya belum stabil. Kami memandang amat perlu untuk meningkatkan profesionalitas polisi kami, ” ujar Presiden Irak Jalal Talabani seperti dilaporkan The Washington Post (4/10).
Pembelian senjata dari Cina ini akan menambah sistem persenjataan terdahulu yang dibeli dari AS sebanyak 190. 000 senjata. Namun senjata-senjata ini, disebabkan sistem adminsitrasi yang buruk, banyak yang hilang dan rusak. Bahkan dilaporkan sejumlah senjata dari Amerika ini telah jatuh ke tangan para gerilyawan kemerdekaan Irak.
Beberapa hari lalu, Inggris telah menarik sekitar seribuan tentaranya dari Bagdad dan masih menyisakan 4. 500 personilnya. Menanggapi hal ini, Letjen Raymond T. Odernio, sebagai salah satu komandan tertinggi pasukan AS yang ada di Irak dan menangani operasi keamanan sehari-hari menyatakan, Irak masih dalam kondisi belum stabil.
“Masih banyak para perusuh dan teroris berkeliaran. Kami memandang bahwa pasukan AS setidaknya masih diperlukan di Irak selama tiga hingga lima tahun lagi ke depan dengan 25. 000 hingga 50. 000 personil tentara, ” ujarnya.
Jawaban dari Odernio ini merupakan tanggapan atas desakan dari banyak pihak yang menginginkan AS segera angkat kaki dari Negeri Seribu Satu Malam tersebut.(Rizki/Rense)