Polisi Inggris Klaim Pernah Gagalkan Rencana Pembunuhan Raja Saudi

Polisi Inggris mengklaim berhasil mengungkap rencana pembunuhan terhadap Raja Arab Saudi, Raja Abdullah saat berkunjung ke Inggris. Namun Kerajaan Saudi mengaku tidak menerima informasi apapun tentang adanya rencana pembunuhan itu.

Klaim polisi Inggris sedikit aneh, karena baru diinformasikan sekarang. Padahal rencana pembunuhan itu dilakukan pada tahun 2006, saat Raja Abdullah berkunjung ke Inggris, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan kunjungannya ke negara-negara Eropa.

Detektif Superintenden Mark Holmes, yang mengepalai lembaga National Terrorist Financial Investigation Unit mengaku, pihaknya berhasil menggagalkan rencana pembunuhan yang diduga didalangi oleh orang-orang Saudi sendiri yang tidak suka dengan kerajaan.

Pengakuan itu disampaikannya alam sebuah konferensi tentang antisipasi terhadap terorisme yang dihadiri oleh para pejabat senior kepolisian Inggris.

Holmes mengklaim berhasil menyita uang tunai sebesar 330.000 dollar dalam sebuah operasi di bandara Heathrow. "Uang itu masuk ke Inggris Raya untuk didistribusikan pada orang-orang Saudi di Inggris yang tidak senang dengan kerajaan Saudi. Kami menduga uang itu akan digunakan untuk membiayai pembunuhan terhadap Raja Abdullah, " ujar Holmes.

Holmes melanjutkan, mereka mendapatkan informasi tentang keberadaan uang itu dari seorang informan dan berhasil menemukan uang dalam pecahan 100 dollar dalam sebuah tas di tempat pemeriksaan barang-barang. Tapi, karena tidak cukup bukti, masih kata Holmes, mereka tidak mengenakan tuduhan pada pelaku penyelundupan uang tersebut.

Holmes menyatakan, kasus ini menunjukkan bahwa uang merupakan sumber yang sangat penting bagi jaringan ektrimis yang aktif.

Informasi tentang adanya rencana pembunuhan terhadap Raja Saudi bukan kali ini saja diklaim pihak Barat. AS pernah mengungkapkan adanya rencana pembunuhan terhadap Raja Abdullah oleh sebuah kelompok asal Libya, pada saat Abdullah masih menjadi putera mahkota.

Lima agen intelejen Libya yang dituduh terlibat dalam rencana pembunuhan itu dijebloskan ke penjara Saudi, tapi kemudian dibebaskan setelah Abdullah resmi menjadi Raja Saudi pada tahun 2005. (ln/al-arby)