Seorang pemimpin komunitas Muslim Filipina menyatakan pada Rabu kemarin (18/11) bahwa polisi Filipina telah menembak mati tiga orang Muslim saat mereka melakukan protes atas pembongkaran rumah mereka.
Tiga warga di dekat masjid di sepanjang Roxas Boulevard tewas oleh tembakan dari tim pembongkaran, kata pemimpin komunitas Muslim pada hari Rabu kemarin.
Penduduk muslim menolak usaha yang dilakukan polisi dan anggota tim pembongkaran untuk mencegah mereka dari usaha menghancurkan rumah-rumah mereka.
Insiden tersebut terjadi di dekat masjid di Baclaran di Pasay City.
Abdelmanan Tanandato pemimpin Muslim di wilayah itu mengidentifikasi mereka yang tewas adalah Hakim Husman (50 tahun), yang ditembak di kepalanya; Rajid Batalo (7 tahun) yang ditembak di dada dan Macalnas Yacob (20 tahun) yang ditembak di samping.
Tanandato mengatakan kepada surat kabar Philippine Daily Inquirer bahwa Batalo dan Husman tewas di tempat ketika polisi menembakkan senapan M16 dan pistol kaliber 9-milimeter.
Sedangkan Macalnas dibawa ke Rumah Sakit San Juan de Dios namun kemudian meninggal ketika sedang dalam perawatan, kata Tanandato.
Dari pihak polisi mengakui bahwa benar mereka melakukan penembakan tapi menyangkal adanya pembunuhan.
Senior Superintendent Raul Petrasanta mengatakan bahwa polisi yang menyertai tim pembongkaran, telah melepaskan "tembakan peringatan" tetapi tidak membidikkan senjata ke arah para pengunjuk rasa.
"Ada beberapa orang yang terluka, namun tidak ada yang meninggal," katanya.
Laporan mengatakan, "Sebelas orang dilaporkan telah cedera selama protes berlangsung."
Laporan juga mengatakan tim pembongkaran didukung oleh sekitar 800 polisi dan polisi lalu lintas dan berhasil melakukan pembongkaran.(fq/agencies)