Polisi AS Lagi-Lagi &#039Asal Tuduh&#039 Warga Arab Amerika sebagai Pelaku Terorisme

Aparat kepolisian AS ternyata tidak bisa memberi bukti yang kuat, bahwa lima orang warga Arab Amerika yang mereka tangkap terkait dengan isu ancaman ledakan bom di jembatan Michigan beberapa waktu lalu. Isu bahwa jembatan Michigan akan diledakan itu sendiri muncul tak lama setelah isu ancaman bom terhadap pesawat-pesawat komersial Inggris yang menuju AS.

Lima warga AS keturunan Arab itu dituduh akan melakukan aksi terorisme hanya karena membeli telepon selular dengan jumlah besar. Komite Anti Diskriminasi Arab-Amerika di Michigan, Imam Hadad mengatakan, “Saya mengira aparat kepolisian sudah terpojok dan berusaha menyelamatkan muka mereka sendiri.’

“Kalau saya jadi mereka, saya akan mengatakan bahwa ada kesalahan dan polisi sudah bertindak berlebihan,” ujar Imam Hadad.

Aparat berwenang di AS telah membatalkan tuduhannya terhadap Ali Houssaiky dan Usama Abulhassan, keduanya berusia 20 tahun, karena tidak terbukti terkait dengan masalah terorisme.

Kedua pemuda itu ditangkap Ohio, setelah membeli sekitar 600 telepon selular dan polisi menemukan buku petunjuk keamanan salah satu penerbangan Arab di kendaraan mereka.

Kedua pemuda tersebut dikenai tuduhan terorisme setelah satu hari sebelumnya FBI mengklaim tiga warga Texas yang juga ditangkap di Michigan diduga terkait dengan kelompok terorisme. Di dalam mobil van tiga warga Arab Amerika asal Texas itu, polisi juga menemukan satu mobil penuh telepon selular.

Orang-orang yang kenal dekat dengan kelima laki-laki itu menolak tuduhan polisi dan mengatakan bahwa perjalanan mereka ke kota lain semata-mata untuk membeli telepon selular dengan harga diskon untuk dijual kembali.

Pengacara Nabih Ayad yang mendampingi tiga orang yang ditangkap di Michigan mengatakan bahwa kasus ini adalah salah satu kasus ‘rasial’ terhadap warga Arab dan Muslim.

“Kalau nama mereka Bill atau John, mereka tidak akan dijebloskan ke penjara seperti sekarang,” kata Ayad.

“Sangat disesalkan dan disayangkan, pemerintah lokal membuat tuduhan yang kemudian menimbulkan keprihatinan nasional serta menciptakan semua kekacauanitu-akibat ancaman terror- hanya berdasarkan pada asal etnis seseorang,” sambung Ayad.

Kelima warga Arab Amerika yang ditangkap itu kini masih menghadapi tuduhan pelanggaran hukum ringan. Mereka dituding memberikan nama yang berbeda dengan yang tercantum dalam kartu identitas mereka. Jaksa penuntut juga menuduh kelimanya telah berbohong tentang telepon-telepon selular yang mereka miliki.

Polisi mengklaim menemukan pula uang kas sebesar 11.000 dollar, sebuah peta di mana lokasi toko Wal-Mart yang berada di sepanjang Ohio dan South Carolina sudah ditandai, dan sebuah keterangan yang oleh jaksa penuntut diklaim sebagai daftar penumpang pesawat dan buku informasi pengamanan bandara.

Namun menurut seorang kuasa hukum tersangka, informasi tentang bandara itu ditinggalkan di mobil oleh ibu salah seorang tersangka yang bekerja di bandara.

“Saya belum mendengar bukti apa yang mereka miliki yang terkait dengan terorisme,” kata seorang kuasa hukum tersangka. (ln/iol)