Polisi Anti-Teror Australia Kembali Tangkap Empat Muslim

Polisi Australia kembali menggelar operasi anti-terorisme dan menangkap empat lelaki di Melbourne yang dicurigai akan melakukan serangan bunuh diri. Kepolisian Negeri Kanguru menuding keempat lelaki itu bagian dari kelompok militan Islamis Al-Shabaab yang berbasis di Somalia.

Komisaris Polisi Federal Australia Tony Negus dalam keterangannya mengatakan, kepolisian meyakini empat orang yang ditangkap itu telah merencanakan serangan teroris ke basis-basis pertahanan militer di wilayah Australia. "Operasi penangkapan ini berhasil menggagalkan dugaan rencana serangan teroris yang bisa menelan banyak korban jiwa," klaim Negus.

Lebih dari 400 aparat polisi dikerahkan dalam operasi penangkapan yang dilakukan Selasa (4/8) dinihari ke 19 tempat di seluruh Melboourne. Negus mengatakan, polisi sudah melakukan penyelidikan terhadap keempat orang yang ditangkap tersebut sejak bulan Januari kemarin. Keempat orang yang ditangkap seluruhnya warga negara Australia berusia antara 22 sampai 26 tahun, tapi polisi belum merilis identitas mereka.

Menurut Negus keempat orang yang dicurigai akan melakukan aksi teror itu juga berencana membunuh sebanyak mungkin tentara-tentara Australia, setelah itu mereka akan melakukan bunuh diri. Polisi Australia menyebut keempat orang tersebut bagian dari jaringan militan Islamis Al-Shabaab yang berbasis di Somalia. Kelompok ini oleh negara AS dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris karena diduga ada hubungannya dengan Al-Qaida dan bertanggung jawab atas serangan bom ke kedutaan besar di Kenya dan Tanzania tahun 1998 lalu.

Polisi Australia menyebutkan, keempat orang tersebut pernah melakukan perjalanan ke Somalia dan terlibat dalam berbagai tindak kekerasan di negara itu. Mereka juga dituding mencari-cari fatwa agama sebagai pembenaran untuk melakukan serangan teroris di Australia.

Operasi penangkapan dilakukan setelah pengakuan seorang tersangka lainnya di pengadilan Melbourne seminggu yang lalu. Lelaki bernama Shane Kent, yang juga diduga merencanakan serangan teroris itu mengaku bahwa ia dan sejumlah rekannya merencanakan melakukan serangan ke sejumlah event olahraga besar yang akan digelar di Australia.

Pengadilan Shane Kent akan dilanjutkan tanggal 17 Agustus mendatang untuk mendengarkan vonis hukuman yang akan dijatuhkan hakim. Kent dinyatakan bersalah karena telah menjadi bagian dari sel terorisme yang dipimpin seorang da’i, Abdul Naser Benbrika yang namanya sudah masuk dalam "daftar hitam" pemerintah Australia. (ln/aljz)