Perdana Menteri Perancis Jean-Marc Ayrault Rabu ini (19/8) mengatakan siapapun yang tersinggung oleh kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan majalah mingguan satir Charlie Hebdo Perancis bisa membawa masalah tersebut ke pengadilan.
Dia menekankan tradisi Perancis adalah kebebasan berbicara. “Kami berada di sebuah negara di mana kebebasan berekspresi dijamin, termasuk kebebasan untuk membuat karikatur,” katanya di radio RTL.
Namun, Ayrault mengatakan bahwa pemerintah Perancis tidak akan membiarkan aksi protes jalanan menentang kartun tersebut.
“Aksi protes adalah ilegal dan tidak akan ada izin yang dikeluarkan,” kata Ayrault, menurut laporan AFP.
“Jika orang benar-benar merasa tersinggung terkait keyakinan mereka dan berpikir telah terjadi pelanggaran hukum – mereka bisa pergi ke pengadilan,” kata Ayrault.
“Tidak ada alasan untuk membiarkan konflik terjadi di negara ini.”
Pada bagian lain, menteri Luar Negeri Laurent Fabius mengatakan bahwa Perancis telah meningkatkan keamanan di kedutaan besar di negara-negara di mana mungkin ada reaksi terkait kartun itu.
“Saya telah mengeluarkan instruksi, sehingga langkah-langkah keamanan khusus yang diambil di semua kedutaan negara di mana hal ini bisa menimbulkan masalah,” kata Fabius, mengakui bahwa ia prihatin oleh potensi serangan balasan terhadap mingguan Charlie Hebdo terkait tentang kartun yang menghina Nabi Muhammad tersebut.
Beberapa kelompok Islam di Perancis telah menyerukan demonstrasi setelah Charlie Hebdo mengatakan akan mempublikasikan kartun yang menghina Nabi Muhammad.
Situs charlie Hebdo itu “Down” pada hari Rabu ini setelah dibombardir dengan komentar yang berkisar dari kecaman atas rencanan penerbitan kartunn.
Sebelumnya akhir pekan lalu, polisi Perancis membubarkan aksi demo sekitar 200 orang di dekat kedutaan AS yang memprotes sebuah film anti-Islam buatan Amerika.(fq/afp)