Pakistan mengutuk tindakan pasukan AS di Afghanistan yang melakukan serangan udara ke perbatasan Pakistan-Afghanistan Rabu kemarin, menyebabkan 11 tentara dan sejumlah warga sipil Pakistan tewas. Pakistan menyebut serangan AS sebagai tindakan pengecut, sementara Pentagon beralasan serangan tersebut merupakan tindakan untuk mempertahankan diri karena pasukannya diserang.
Insiden ini makin membuat tegang hubungan Pakistan-AS, yang belakangan ini makin merenggang. Pihak AS menyatakan, militernya dan militer Pakistan akan meneliti kasus ini dan akan mengkaji cara untuk mencegah agar peristiwa semacam ini tidak terjadi lagi.
Meski demikian, juru bicara militer AS di Afghanistan Letnan Kolonel Rumi Nielson-Green mengatakan bahwa pasukannya berhasil menghancurkan target serangan. "Orang-orang yang terlibat dalam insiden ini, menembaki pasukan koalisi dan mereka berada di dalam wilayah Afghanistan ketika mulai menembaki pasukan kami, " kata Nielson-Green.
Ia menolak memberi komentar soal kemungkinan yang melepaskan tembakan itu adalah tentara-tentara Pakistan. Nielson mengatakan bahwa pihak sedang meneliti rekaman video insiden tersebut.
Militer AS di Afghanistan juga mengatakan bahwa serangan itu "sah" karena targetnya adalah kelompok yang anti-pasukan Afghanistan. Selama ini, pasukan koalisi AS menjalin kerja sama dengan militer Afghanistan dalam menghadapi para pejuang Taliban.
Warga Pakistan yang mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel hari Rabu kemarin, masih dirawat di rumah sakit Peshawar. Sementara pemerintah, para politisi dan angkatan bersenjata Pakistan menyatakan kecaman keras atas serangan tersebut.
Menurut juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Athar Abbas, tidak ada provokasi dari pihak Pakistan yang memicu serangan terjadi. Abbas menilai penjelasan dan tuduhan yang dilontarkan militer AS sama sekali tidak berdasar. "Kami punya saling berkordinasi, saling bertukar informasi intelejen. Jika ada sesuatu yang mencurigakan di pos-pos militer, mereka (militer AS) seharusnya memberikan informasi pada kami terlebih dulu sebelum melakukan serangan, " tukas Abbas.
Ditanya apakah setelah insiden ini Pakistan masih akan melanjutkan kerjasama dengan pasukan koalisi. Abbas menjawab, "Masalahnya bukan itu. Kami telah menyerahkan nota protes kami pada pasukan koalisi. Kami menunggu jawaban mereka dan apapun jawabannya, kami ingin mereka menyikapi insiden ini dengan serius."
Perdana Menteri Pakistan Yousaf Raja Gilani menyebut insiden di perbatasan itu sebagai penghinaan AS atas kedaulatan negara Pakistan. "Kami akan membela kedaulatan, integritas dan kehormatan bangsa, kami tak akan membiarkan wilayah kami diserang, " tandas Raja Gilani di depan parlemen Pakistan. (ln/aljz/iol)