Perdana Mentei Malaysia Abdullah Ahmad Badawi menyatakan akan mempromosikan apa yang disebutnya sebagai "Islam Hadhari", bukan hanya di Malaysia tapi juga ke negara-negara lain. Ia mengatakan, jika umat Islam tetap pada pola pikir lama, maka umat Islam akan ketinggalan.
Abdullah menyampaikan hal tersebut dalam pameran desa "Islam Hadhari" di utara Penang, yang akan berlangsung selama tiga hari.
Dalam acara pembukaan hari Jumat (16/3), ia mengatakan, jika umat Islam lemah, maka umat Islam akan mudah dipermainkan. "Lihatlah apa yang terjadi di Irak, " katanya merujuk pada agresi AS ke di negeri 1001 Malam itu.
Agar umat Islam bisa maju, ujar Abdullah, maka umat Islam harus menolak pandangan-pandangan yang sempit. Oleh sebab itu, ia ingin menyebarkan apa yang disebutnya Islam Hadhari atau Islam yang moderat, terutama pada para pejabat yang cara berpikirnya sempit. Misalnya, mereka yang mengusulkan untuk menyewa "mata-mata" guna mengintai pasangan-pasangan yang belum menikah.
Bulan Februari kemarin, Abdullah meminta agar negara bagian Trengganu membatalkan rencana untuk mendata publik, termasuk hotel, pelayan restoran dan pesuruh, untuk memata-matai pasangan-pasangan yang tidak menikah, apakah mereka melakukan perbuatan yang tidak Islami, termasuk berciuman.
Kasus semacam ini pernah terjadi tahun lalu. Polisi Islam menggeledah dua pasangan warga negara AS atas dugaan berkhalwat yang dilarang dalam ajaran Islam. Padahal kedua warga AS itu beragama Kristen. Atas kasus ini, pemerintah Malaysia sampai harus menyampaikan permohonan maaf.
Dalam pidatonya kemarin, Abdullah menjawab sikap sinis dan skeptis sebagian orang yang menganggap wacana Islam Hadhari yang dipromosikan sejak tiga tahun lalu, hanya seperti benda pajangan di toko.
Mereka yang beranggapan seperti itu, kata Abdullah, ingin terus menjalankan ajaran Islam dalam konteks yang sempit. Ia mengklaim partai-partai non-pribumi yang duduk dalam pemerintahan koalisi, bisa menerima konsep Islam Hadhari. Untuk itu, pemerintah Malaysia akan berusaha menyebarkan konsep ini ke negara-negara lain untuk membantu penyebaran pesan Islam yang lebih moderat.
"Kita bisa berperan sebagai pelopor perdamaian yang dihormati. Kami ingin Islam Hadhari menjadi alat bagi umat Islam di seluruh dunia untuk menyebarkan pesan bahwa Islam bisa menjadi agama yang maju tanpa harus kehilangan nilai-nilai universalnya, " tandas Abdullah Badawi.
Secara khusus, PM Malaysia itu tidak menyebutkan negara-negara mana saja yang menjadi targetnya. Tapi beberapa pejabat dekatnya mengungkapkan, salah satu negara yang menjadi target adalah Thailand, utamanya Thailand Selatan yang mayoritas penduduknya Muslim.
Pada bulan Januari lalu, Abdullah menyatakan bahwa keseimbangan antara Islam dan "modernisasi yang sehat" akan menjadi contoh yang positif bagi dunia Islam. Islam Hadhari menurutnya, memiliki sepuluh prinsip. Antara lain, keimanan dan berserah diri pada Allah swt, keadilan dan pemerintahan yang bisa dipercaya, masyarakat yang bebas dan merdeka, penguasaan di bidang ilmu pengetahuan, keseimbangan dan pembangunan ekonomi secara menyeluruh, kualitas kehidupan yang baik, perlindungan terhadap hak kelompok minoritas dan kaum perempuan, integritas moral dan budaya, perlindungan terhadap lingkungan hidup dan pertahanan yang kuat.
Abdullah Badawi juga menjadikan prinsip Islam Hadhari itu ke dalam program pembangunan nasionalnya, termasuk target untuk menjadikan Malaysia sebagai negara maju pada tahun 2020. "Benih yang kita semai hari ini akan dinikmati oleh generasi di masa depan dan saya tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan, " tukasnya optimis. (ln/iol)