Konsep dakwah seharusnya tidak semata-mata hanya ditujukan untuk menarik kalangan non-Muslim agar lebih mengenal Islam, tapi seharusnya juga bisa mengikis stereotipe yang makin meluas terhadap agama Islam.
Pernyataan itu dilontarkan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, dalam pidatonya di acara pertemuan ke-18 World Islamic Call Council di Kuala Lumpur.
"Dakwah harus secara aktif meliputi program yang tujuannya untuk menjelaskan makna dan ajaran Islam yang sebenarnya pada kalangan penganut agama yang berbeda-beda, " kata Badawi seperti dikutip surat kabar terbitan Malaysia The Star, Selasa (17/7).
Menurut Badawi, dengan pendekatan seperti itu, kegiatan dakwah bisa menyentuh umat beragama lainnya, sehingga bisa mengikis kesalahpahaman, hilangnya kepercayaan dan sikap permusuhan terhadap Islam.
Dakwah, kata Badawi, bisa memainkan perangan yang sangat penting untuk meningkatkan pemahaman tentang Islam, jika dilakukan dengan cara yang benar. "Dengan demikian, bukan hanya akan menambah orang yang akan masuk Islam, tapi juga menambah rasa kasih sayang, toleransi dan perdamaian di dunia, " tukasnya dalam pertemuan yang akan berlangsung selama dua hari, dengan tema "The Role of Islamic States in a Globalized World."
Lebih lanjut Badawi mengatakan, pemahaman yang dangkal tentang Islam menyebabkan munculnya tudingan bahwa Islam mengajarkan agresi dan perusakan, bahwa Islam menimbulkan persoalan di dunia karena ajarannya memicu tumbuhnya benih-benih ekstrimisme.
Oleh sebab itu, ia menyerukan agar aktivitas dakwah tidak hanya terbatas di masjid-masjid saja, tapi bersifat luas. Selain itu, para ulama dan da’i disarankan agar mengikuti perkembangan teknologi dan memiliki teknik-teknik dakwah yang lebih baik agar bisa mengimbangi perkembangan dunia.
PM Malaysia yang juga ketua Organisasi Konferensi Islam itu, sebelumnya menyerukan perlunya menjaga keseimbangan antara Islam dengan apa yang disebutnya sebagai "modernitas yang sehat. " Ia juga giat mengembangkan konsep Islam Hadhari, bukan hanya di Malaysia tapi juga ke seluruh negara Asia Tenggara. (ln/iol)