PM Malaysia Reshuffle Kabinet, Tampilkan Politisi-Politisi Muda

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi menyingkirkan muka-muka lama dalam susunan kabinet barunya, menyusul kekalahan Barisan Nasional yang memalukan dalam pemilu yang baru-baru ini digelar Negara Jiran itu.

Dalam keterangan pers Abdullah seperti dilaporkan kantor berita Bernama, disebutkan bahwa lebih dari setengah menteri kabinetnya adalah wajah-wajah baru. "Saya berharap mereka bisa melayani rakyat dengan lebih efektif dan melakukan pendekatan yang segar bagi pemerintah, " kata Abdullah, Selasa (18/3).

Salah seorang menteri yang terkena reshuffle adalah menteri perdagangan Rafidah Aziz. Abdullah tidak mau berkomentar soal penggantian Rafidah yang sudah menjadi menteri sejak 1987. "Saya tidak mau membahas mengapa. Saya pikir dia (Rafidah) harus memberi peluang pada orang baru, " cuma itu komentar Abdullah.

Setelah koalisi Barisan Nasional kehilangan 2/3 mayoritas kursi di parlemen, Perdana Menteri Abdullah Badawi menghadapi tekanan agar melakukan peremajaan terhadap jajaran menteri kabinetnya. Barisan Nasional, sekarang hanya mendapat 140 kursi dari 222 kursi parlemen. Sedangkan aliansi kelompok oposisi termasuk partai Islam PAS berhasil meraih 80 kursi dan menguasai lima negara dari 13 negara bagian di Malaysia.

Abdullah juga merampingkan jumlah kabinetnya yang semula terdiri dari 32 menteri, 39 deputi menteri dan 20 wakil parlemen, menjadi hanya 68 posisi saja. "Ini artinya, para menteri dan deputi menteri harus lebih aktif di parlemen, " tukas Abdullah.

Susunan kabinet baru Abdullah Badawi, banyak diisi oleh para politisi muda. Berbeda dengan susunan menteri kabinet sebelumnya, di mana ada beberapa menteri yang sudah menjabat selama lebih dari 20 tahun, sehingga kabinet lama kadang disebut juga kabinet ‘mumi’.

Sejumah pengamat politik di Malaysia menilai positif langkah Perdana Menteri me-reshuffle kabinetnya. "Ini menunjukkan perubahan wajah yang menyegarkan. Ini menunjukkan bahwa Perdana Menteri, setidaknya ingin memberikan kesan bahwa dia sedang melakukan perubahan terhadap orang-orang lama, " kata Tricia Yeoh dari Center for Public Policy Studies.

Namun Yeoh berpendapat, reshuffle tidak akan meredam tekanan terhadap Abdullah, terutama dari kalangan oposisi. (ln/iol)