Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak menyampaikan pendapatnya mengenai paham liberalisme dan pluralisme yang kerap didengung-dengungkan para pendukung reformasi. Najib dalam pernyataannya menegaskan bahwa pluralisme dan liberalisme bertentangan dengan Islam.
Penegaskan tersebut disampaikan Najib di depan lebih dari 10 ribu tokoh Islam di Kuala Lumpur seperti dikutip media lokal, Malaysian Insider dan dilansir AFP, Kamis kemarin (19/7).
Najib menyatakan dirinya mendukung hak-hak asasi manusia namun dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Islam.
“Pluralisme, liberalisme? Semua ‘isme-isme’ ini bertentangan dengan Islam dan wajib bagi kita untuk melawannya,” kata Najib.
Pemerintahan Najib sendiri terus didesak untuk melakukan reformasi sistem pemilihan umum di negeri itu. Menurut lawan-lawan politik Najib, sistem pemilu Malaysia bersifat bias dan menguntungkan partai yang telah lama berkuasa di negeri tersebut.
Pada bulan April lalu, puluhan ribu orang menggelar aksi demo massal di ibukota Kuala Lumpur untuk menuntut perubahan sistem pemilu.
Aksi demo besar-besaran itu berubah menjadi kekacauan setelah polisi dan demonstran terlibat bentrokan di jalanan ibukota. Polisi pun terpaksa menggunakan gas air mata dan meriam air serta menangkap lebih dari 500 orang.(fq/dt)