Perdana Menteri Libanon Fuad Siniora pada sejumlah duta besar asing mengatakan bahwa negerinya, Libanon sudah tercabik-cabik. Ia menyindir sikap dunia internasional yang tidak memberikan memberi dukungan pada Libanon saat diserang Israel.
"Bisakan komunitas internasional membela ketika pembalasan kejam yang dilakukan Israel menimbulkan penderitaan bagi kami?" kata Siniora, Kamis (20/7).
"Anda ingin mendukung pemerintah Libanon? Saya katakan pada Anda, tidak ada sebuah pemerintahan yang bisa bertahan di atas keruntuhan sebuah bangsanya."
"Saya harap, Anda tidak akan membiarkan Kami sengsara. Kami, rakyat Libanon menginginkan kehidupan. Kami memilih kehidupan. Kami menolak untuk mati," tegas Siniora.
Serangan Israel yang makin meluas ke wilayah Libanon, menyebabkan jumlah korban tewas dan luka-luka bertambah banyak. Sepanjang Rabu (19/7), serangan-serangan Israel menewaskan 74 warga Libanon, sementara serangan roket Hizbullah ke kota Nazareth, menewaskan dua anak warga Israel.
Israel Bom Sebuah Bunker
Jet-jet Israel hari ini kembali menghujani selatan Beirut dengan bom. Para komandan militer Israel mengatakan, belasan pesawat tempur mereka menjatuhkan sekitar 23 ton bom ke wilayah Bouri al-Barajneh yang diyakini sebagai lokasi bunker tempat tinggal para pemimpin senior Hizbullah.
Pada Rabu malam kemarin, juga terdengar tiga ledakan dari sisi selatan Beirut. Menurut juru bicara militer Israel, sasaran ledakan itu adalah sebuah tempat yang diduga menjadi lokasi persembunyian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrullah.
Meski menjadi target serangan, pihak Hizbullah menyatakan tidak satupun dari pemimpin mereka yang tewas atau menjadi korban serangan Israel itu. "Hizbullah membantah bahwa ada pemimpin atau anggota Hizbullah yang terbunuh dalam serangan bom di daerah pinggiran di selatan," demikian bunyi pernyataan resmi Hizbullah.
Sementara itu, Menlu AS, Condoleezza Rice dan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Javier Solana, dikabarkan akan melakukan pertemuan dengan Sekjen PBB Kofi Annan di New York hari ini, Kamis (20/7).
Seperti diberitakan, Annan mengasulkan untuk membentuk pasukan internasional untuk meredakan ketegangan Israel-Libanon.
Sedangkan Solana mengatakan, "Kami akan bekerja sangat, sangat keras untuk melihat apakah Kami bisa menghentikan pertikaian ini dan memulai suatu langkah politis sebelum akhir minggu ini." (ln/aljz)