Meningkatnya konflik senjata antara Hamas dan kelompok pengamanan dari organisasi Fatah, diduga terkait dengan dukungan dan suplai senjata Israel kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Seorang pejuang Hamas, Rabu (14/6), kembali jadi korban konflik dengan kelompok Fatah. Kontak senjata yang terjadi di Jalur Ghaza antara batalyon Izzuddin Al-Qassam –sayap militer Hamas—dengan aparat keamanan yang merupakan milisi Fatah di bawah koordinasi presiden Mahmud Abbas. Menurut jubir Hamas, Sami Abu Zuhri, pejuang Hamas bernama Shalah Asthal (28) adalah anggota Al-Qassam. Shalah tertembak peluru hingga tewas setelah dituding sekelompok aparat keamanan pro Presiden Abbas.
Peristiwa mengenaskan ini terjadi justeru di tengah upaya menggelar dialog nasional antara pemerintah Palestina di bawah Hamas dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas. Kedua belah pihak saat ini tengah menjalin komunikasi intensif terkait dokumen tahanan. Menurut Presiden Palestina Mahmud Abbas, sejumlah kelompok Palestina telah sepakat untuk menggelar dialog membahas poin dokumen tahanan itu dalam satu pekan di Ghaza, dimulai sejak hari Rabu kemarin. Abbas menegaskan berulangkali akan menggelar referendum jika dialog antar elemen Palestina tidak bisa menghasilkan kata sepakat dalam waktu satu minggu.
Abbas menyampaikan hal ini saat menutup pertemuannnya dengan perwakilan dari 13 kelompok Palestina, termasuk Hamas, Jihad Islami –yang menyatakan menolak referendum dan ingin merevisi dokumen tahanan karena memuat pengakuan terhadap eksistensi negara Israel di Palestina. Selain kedua kelompok tersebut, Abbas juga bertemu dengan kelompok Fatah, Front Demokratik dan Front Rakyat Palestina, sekaligus PM Palestina Ismail Haniyyah.
Peristiwa meningkatnya konflik senjata antara Hamas dan kelompok pengamanan dari organisasi Fatah, diduga terkait dengan dukungan dan suplai senjata Israel kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas. Seperti dilansir harian Maarif berbahasa Ibrani, PM Israel Olmert telah menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Abbas. Disebutkan, dalam kunjungan PM Israel Olmert ke Inggris, ia mengatakan rencananya untuk membantu Abbas dengan persenjataan dan amunisi dalam rangka menghadapi kekuatan Hamas. Maarif juga mengutip pernyataan Olmert di hadapan lebih dari 50 orang anggota Parlemen Inggris yang mengatakan, “Meski terjadi situasi krisis di Ghaza kami telah berhasil mengirim persenjataan dan amunisi untuk memperkuat pengamanan kepresidenan Palestina menghadapi gerakan Hamas.”
Menteri Pertahanan Israel, beberapa pekan sebelumnya telah mengizinkan pengiriman persenjataan ringan dan amunisi dari Yordania dan Mesir, ke sejumlah sayap keamanan yang langsung berada di bawah koordinasi Presiden Palestina Mahmud Abbas. Di London, Olmert juga mengatakan, “Tidak akan ada kesempatan banyak bagi kami, kami harus membantu Abu Mazin untuk menghentikan tekanan yang dilakukan kelompok Hamas kepadanya.” (na-str/iol,assabel)