Israel makin menunjukkan ketidakinginannya mencari jalan damai. Setelah melanggar gencatan senjata yang disepakatinya sendiri, Israel lewat Perdana Menterinya, Ehud Olmert bersumpah untuk lebih kuat menekan Libanon dengan serangan-serangannya, tanpa mempedulikan seruan dunia internasional.
"Pertempuran akan berlanjut. Tidak ada gencatan senjata dan tidak akan ada gencatan senjata dalam hari-hari mendatang," kata Ehud Olmert, Senin (1/8) di hadapan pejabat pemerintahnya yang disambut dengan tepuk tangan.
Olmert melanjutkan,"Kami akan menghentikan perang jika ancaman sudah disingkirkan, serdadu yang ditawan dibebaskan dengan selamat dan anda baru bisa hidup dengan aman dan nyaman."
Olmer bahkan menyebutkan Hizbullah sebagai kelompok teroris dan perang tidak akan berhenti sampai Israel berhasil membersihkan perbatasan dari para pejuang Hizbullah.
Sejak awal Israel memang sudah menegaskan tidak akan ada gencatan senjata sampai tuntutannya atas kelompok Hizbullah terwujud. Israel melakukan segala cara untuk menekan kelompok Hizbullah, termasuk membombardir pemukiman sipil di Qana yang memicu kecaman keras dunia internasional. Gencatan senjata selama 48 jam yang disepakati Israel, juga dilanggarnya sendiri.
"Rakyat Libanon, kami mohon maaf atas penderitaan yang anda alami, dan kenyataan bahwa anda harus meninggalkan rumah-rumah anda serta korban-korban yang jatuh dikalangan warga tak berdosa. Tapi kami tidak akan memaafkan mereka yang mempertanyakan hak Israel untuk eksis," ujar Olmert.
Setelah pernyataan itu, militer Israel kembali melakukan serangan-serangan baru ke selatan Libanon.
Sementara itu, petugas PBB yang memberikan bantuan ke Libanon mengeluhkan situasi yang tidak kondusif akibat serangan Israel, sehingga menghambat proses pendistribusian bantuan.
"PBB akan terus menyalurkan bantuannya, tapi situasi belum memungkinkan untuk operasi kemanusiaan yang lebih luas," kata seorang petugas PBB.
Di tiga desa di Libanon selatan, Palang Merah Libanon menemukan 28 mayat yang sudah terkubur selama beberapa hari di bawah reruntuhan gedung-gedung. (ln/aljz)